Scroll untuk baca artikel
religi

Lirik Al-I’tiraf, Syair Pertaubatan Abu Nawas

Redaksi
×

Lirik Al-I’tiraf, Syair Pertaubatan Abu Nawas

Sebarkan artikel ini
Lirik Al-I’tiraf
Ilustrasi foto/Pexels.com

“Wahai Abu Nawas, jika engkau tak mampu menjadi garam yang melezatkan hidangan, janganlah engkau menjadi lalat menjijikkan, yang merusak hidangan itu.”

BARISAN.CO – Siapa tidak kenal Abu Nawas? Ia selalui digambarkan sosok orang yang sangat cerdik, lucu dan mampu menjawab pertanyaan dengan kemampuan yang bernalar. Meski demikian, ternyata ia adalah pujangga dari Timur Tengah, syair Abu Nawas yang terkenal hingga saat ini berjudul Al-I’tiraf.

Sastra memiliki peran penting dalam kehidupan Abu Nawas, ia mampu menghasilkan ciptaan kreatif dari pengalamannya. Sehingga ekspresi estetis karya sastra yang dibuat Abu Nawas berdasarkan dari pengalaman, hati dan akal berpikir.

Melalui sastra ini Abu Nawas dapat mengugkapkan apa yang ada di dalam dirinya untuk diketahui maksudnya oleh orang lain. Tentu maksud agar diketahui orang lain akan menjadikan karyanya penuh dengan interprestasi dan menghasilkan makna yang sangat luas.

Pemilik nama lengkap Abu Ali al-Hasan ibn Hani al-Hakami, ia seorang pujangga arab yang hidup pada abad ke-8 Masehi.

Al-I’tiraf menjadi salah satu syair Abu Nawas yang paling dikenal. Syairnya berbentuk puisi lirik yang memiliki bahasa metafora dan perumpamaan yang sangat dalam.

Sampai saat ini syair tersebut masih populer di kalangan masyarakat, terlebih lagi masyarakat muslim. Karya syair Abu Nawas Al-I’tiraf tidak hanya berbentuk sholawat yang dilantunkan dalam lagu album religi. Akan tetapi syair tersebut bahkan dijadikan puji-pujian azan sebelum menjalankan ibadah sholat.

Karya sastra Abu Nawas dipopulerkan pelantun lagu sholawat Hadad Alwi dan Sulis, bahkan sampai saat ini lagu tersebut ada beragam versi covernya.

Al-I’tiraf artinya pengakuan. Lantas apa kehebatan puisi pengkuan tersebut, tentu kehebatannya berada pada sosok Abu Nawas itu sendiri. Sebagaimana diawal bahwasanya ia digambarkan sosok yang cerdik dan ceras.

Bahkan sosonya diterangkan dalam kitab al-Wasith fi al-Adab al-‘Arabi wa Tarikhih, ia digambarkan sebagai penyair yang memiliki multivisi. Bahkan ia disebut sebagai sosok yang berlidarh tajam, penghayal yang ulung dan tentunya sosok sastrawan Timur Tengah yang dikagum banyak orang.

Namun dibalik kehidupannya yang seakan lucu, kocak, jenaka dan jenis ada sisi yang tersembunyi yakni Abu Nawas ternyata gemar melakukan maksiat di masa muda, khususnya ia tidak dapat lepas dengan minuman keras alias mabuk.