Barisan.co – Pemerintah membuat kebijakan aneh. Saya menyebutnya aneh terkadang bertentangan. Misalnya saja saat pandemi Covid-19, pilkada 2020 tetap diteruskan meski NU dan Muhammadiyah meminta ditunda. Padahal sebaran Covid-19 ancam inner circle penduduk Indonesia yang saat ini sudah lebih dari 200 ribu kasus.
Kebijakan pemerintah yang aneh ini perlu dikritik dan diberi masukan. Ormas terbesar seperti NU dan Muhammadiyah sudah memberi masukan. Namun pemerintah masih tetap ngotot. Perlu alternatif dengan membuka lowongan kerja bagi warga yang gemar mengkritik dan memberikan masukan kepada pemerintah.
Sebab secara tiba-tiba banyak artis, akademisi, dan politikus beralih profesi menjadi YouTubers. Platform YouTube membuka lowongan kerja bagi siapapun. Terbuka bebas bagi siapapun baik usia anak hingga orang tua. Dari orang lucu, serius, sampai kisah misteri.
Pandemi Covid-19 memberikan berkah tersendiri. Tidak tahu kapan akan berakhir. Namun dapat mendorong proses kreatifitas dan inovasi baru. Sehingga dapat tetap bertahan dilingkaran pandemi Covid-19 dan tentunya arus digitalisasi yang cepat.
Saatnya turun gunung untuk terlibat dalam proyek besar digitalisasi. Membangun wadah content creator untuk menciptakan iklim kondusif. Sehingga terjalin hubungan baik antara pemerintah dengan pengkritik pemerintah.
Proyek digitalisasi para content creator menjadi cermin bahwasanya ada ruang tersendiri untuk berkreasi. Melalui media video, content creator dituntut dapat memberikan kritik dan masukan atas kebijakan pemerintah yang terkadang aneh.
Sebagaimana ahli tata negara Rafly Harun, pengamat politik yang cuitnya seperti sambal Rocky Gerung, atau Muhammad Said Didu yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah. Mereka memanfaatkan Channel YouTube untuk terlibat aktif sebagai warga negara. Aktif memberikan masukan dan kritikan yang saya sebut kebijakan aneh pemerintah.
Soal hasil materi atau pundi-pundi rupiah? Hasilnya sangat menjanjikan, sebut saja Rafly Harun menurut data dari SocialBlade mendapatkan 200 – 300 juta perbulan. Sementara itu, melalui saluran YouTube Rock Gerung Official, mendapatkan kisaran 100-150 juta.
Bahkan seorang pendakwah juga terlibat memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah. Sebagaimana Ustaz Abdul Somad. Melalui channelnya Ustaz Abdul Somad yang sudah memiliki lebih dari 1 juta Subcriber. Iapun mendapatkan pundi-pundi rupiah kisaran 400 juta.
Bagaimana tertarik? Kalau saya secara pribadi memiliki tiga channel youtube. Ketiganya sudah ada monetisasi iklan. Tapi sayangnya saya tidak pandai mengkritik pemerintah. Suara saya cocok baca puisi, bukan komentator.
23/09/2020