Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Mantiq al-Tayr, Tujuh Jalan Tasawuf Menuju Hakikat

Redaksi
×

Mantiq al-Tayr, Tujuh Jalan Tasawuf Menuju Hakikat

Sebarkan artikel ini

Mantiq al-Tayr  atau The Conference of the Birds (Musyawarah Burung) sastra klasik Persia karya Fariduddin Attar yang mesimbolkan burung melalui tujuh tangga jalan spiritual

BARISAN.CO – Mantiq al-Tayr merupakan karya monumental Fariduddin Attar, seorang ahli tawasuf yang juga penyair, dan ahli farmasi. Sosok sufi Persia dan pemikir yang paling terkenal pada abad ke-12 dan dikenal karena karyanya yang menginspirasi.

Mantiq al-Tayr seperti atau The Conference of the Birds (Musyawarah Burung) karyanya yang paling terkenal adalah sebuah kisah epik dalam bentuk puisi yang menggambarkan perjalanan para burung menuju pertemuan dengan Sang Raja Burung untuk mencari kebijaksanaan. Karya-karyanya sering dianggap sebagai sastra klasik Persia.

Ia juga dianggap sebagai salah satu tokoh sufi terbesar dalam sejarah Persia. Ia menjadi murid Syekh Rukn al-Din Abu Bakar Shirazi, seorang sufi terkenal pada zamannya. Melalui perjalanan spiritualnya, Fariduddin Attar menekankan pentingnya pengalaman langsung atau intuisi dalam pencarian kebenaran spiritual. Selain itu juga, ia mengeksplorasi tema-tema seperti kesetiaan, cinta, kebenaran, kebijaksanaan, dan kematian dalam karya-karyanya.

Di bidang tasawuf, sumbangan tulisan terbesarnya yakni menuliskan kisah para sufi dalam kitab Tadzkiratul Awliya (The Memorial of the Saints). Adapun karya penting lainnya seperti The Book of Divine, dan The Book of Secrets” (Asrar-nama). Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan terus mempengaruhi budaya Persia dan dunia Islam hingga saat ini.

Selain itu, Fariduddin Attar dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan dan melayani masyarakatnya dengan memberikan obat gratis dan merawat orang sakit di kota Nishapur. Ia meninggal pada abad ke-16, ketika kota Nishapur diserang oleh pasukan Mongol dan dimakamkan dengan bangunan megaw Ali-Shir Nava’i.

Mantiq al-Tayr Fariduddin Attar: Tujuh Tujuh Tangga Spiritual

Mantiq al-Tayr (The Conference of the Birds) adalah karya bentuk puisi epik dan merupakan karya sastra yang menggambarkan perjalanan para burung yang mewakili berbagai aspek manusia menuju pertemuan dengan Raja Burung untuk mencari kebijaksanaan.

Dalam kisah tersebut, burung-burung itu menempuh perjalanan yang panjang dan sulit, melewati tujuh lembah yang mewakili berbagai rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam pencarian kebijaksanaan.

Setiap lembah memiliki simboliknya masing-masing, seperti lembah pencarian (talab), lembah cinta (Isyq), lembah kesabaran (istighna), lembah keyakinan (tauhid), lembah pengetahuan (makrifat), lembah penaklukan diri (faqir), dan akhirnya lembah kekosongan(fana).

Melalui perjalanan ini, banyak burung yang menyerah karena berbagai alasan, seperti rasa takut, kesombongan, keraguan, atau kecanduan kekuasaan.

Namun, sejumlah burung berhasil melewati semua rintangan dan sampai di tempat pertemuan dengan Raja Burung. Di sana, mereka menemukan bahwa Raja Burung sebenarnya adalah wujud tertinggi dari diri mereka sendiri dan kebijaksanaan yang dicari selama perjalanan.

Mantiq al-Tayr mengandung pesan-pesan tentang nilai-nilai sufi, seperti pentingnya pengetahuan dan pengalaman langsung dalam pencarian kebenaran spiritual, menaklukkan nafsu dan ego, dan pentingnya mencari kebijaksanaan dalam perjalanan spiritual.

Karya ini juga menekankan pentingnya kebersamaan dalam pencarian kebenaran dan betapa sulitnya mencapai kesempurnaan spiritual.

Selain itu, Mantiq al-Tayr juga mengandung banyak alegori dan simbolisme yang berlapis-lapis. Burung-burung yang mewakili berbagai sifat manusia dan rintangan yang harus mereka lewati, dapat diinterpretasikan sebagai metafora bagi pengalaman manusia dalam pencarian kebijaksanaan dan kesempurnaan spiritual.

Puisi ini juga memberikan gambaran tentang cara para sufi memandang hubungan antara manusia dan Tuhan, dan mengajarkan nilai-nilai seperti kesetiaan, cinta, pengorbanan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat keberadaan.