Scroll untuk baca artikel
Blog

Manusia Tak Selalu Pintar dalam Mengambil Keputusan

Redaksi
×

Manusia Tak Selalu Pintar dalam Mengambil Keputusan

Sebarkan artikel ini

Karena itu, Kahneman memang pantas dianugerahi Nobel lantaran teorinya itu telah memecahkan teori ekonomi tentang lengkungan-rasional pengambil keputusan, atau biasa dikenal sebagai Homo Economicus.

Namun, yang membelalakan mata saya tatkala membaca buku Kahneman itu adalah kecerdikannya menyajikan soalan cara berpikir manusia dengan penjelasan yang cukup ringan untuk dibaca orang awam seperti saya, yang tidak berasal dari kalangan peneliti serta praktisi bidang ekonomi maupun psikologi.

Padahal, buku tersebut mengulas secara dalam tentang berbagai bentuk eksperimen psikologi yang pernah dilakukannya selama berkarir sebagai peneliti.

Sistem Berpikir

Sistem berpikir manusia yang oleh Kahneman dipetakan menjadi dua sistem, yakni sistem 1 dan sistem 2, mangutip dari dua psikolog, Keith Stanovich dan Richard West, menjadi bahasan pembuka dalam bukunya. Dua sistem tersebut juga memiliki nama lain, sistem akal budi yang dimaksudkan sebagai berikut:

Sistem 1, yakni sistem yang beroperasi secara cepat dan otomatis, sehingga dalam melakukannya seakan sedikit atau bahkan tanpa usaha dan terasa tidak sengaja dikendalikan.

Sedangkan, sistem 2, yakni sistem yang beroperasi secara lambat dan kehati-hatian lantaran menaruh perhatian besar pada aktivitas mental yang memerlukan usaha, salah satunya perhitungan rumit, sehingga sistem ini sering ditautkan dengan pengalaman subjektif menjadi pelaku, memilih, dan berkonsentrasi.

Oleh karenanya, baik sistem 1 maupun sistem 2 mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya, sistem 1 karena saking cepatnya seringkali malah menghasilkan keputusan yang konyol bahkan mengecoh, sementara sistem 2 karena penuh kehati-hatian membuat tubuh kita terkuras energinya sehingga cepat lelah, bahkan tak jarang juga terkena bias.

Namun demikian, sistem 1 maupun sistem 2 juga dapat dipahami sebagai satu tahapan dalam berpikir. Yakni, sebagaimana Kahneman contohkan dalam bukunya, apabila seseorang semakin ahli dan hafal betul dengan bidang yang tengah digelutinya, maka yang semula ia mengenakan sistem 2 yang lambat dan penuh pertimbangan saat menganalis akan beranjak memakai sistem 1 dalam memutuskan.

Misalnya saja, yang terjadi di dunia investasi. Bagi seorang investor kawakan, Warren Buffet, hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk memahami laporan keuangan, lalu mengambil keputusan.

Artinya, waktu pengambilan keputusan yang singkat itu dikarenakan ia memakai sistem 1. Tentu, hal itu berbeda dari kebiasaan umumnya, terutama investor pemula yang membutuhkan waktu sangat lama dibandingkan itu dalam membuat keputusan.