Scroll untuk baca artikel
Opini

Manuver Jokowi Membungkam Bapak dan Anak

Redaksi
×

Manuver Jokowi Membungkam Bapak dan Anak

Sebarkan artikel ini

Era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla atau periode pertama pemerintahan Jokowi memfokuskan pada pembangunan infrastruktur. Presiden Jokowi mengatakan bahwa selama lima tahun ini, Indonesia telah fokus dan memberikan perhatian terbesar dalam bidang infrastruktur.

Dikutip dari Okezone, Jokowi menyampaikan bahwa dengan infrastruktur inilah yang akan membawa kita bisa menang dalam berkompetisi, menang bersaing dengan negara-negara lain.

“Rakyat Indonesia saatnya merasakan hadirnya negara, merasakan buah pembangunan dan merasa bangga dengan menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia,” sambung Jokowi.

Adapun proyek infrastruktur era Jokowi – JK  meliputi beragam pembangunan mula dari Jalan Tol, Jalan Nasional, Jalan Perbatasan, Jembatan Gantung, Pos Lintas Batas Negara, Trayek Laut, Bandara Bar, MRT dan LRT, Infrastruktur Olahraga, dan Bendungan.

Pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi tidak lepas dari kritik. Sebagaimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan kritik soal pembangunan infrastruktur. SBY menilai, pemerintahan Jokowi terlalu menguras anggaran untuk sektor infrastruktur saat ekonomi sedang lesu.

SBY mengatakan sebagaimana dikutip Kompas.com, “saya mengerti, bahwa kita butuh membangun infrastruktur. Dermaga, jalan, saya juga setuju. Tapi kalau pengeluaran sebanyak-banyaknya dari mana? Ya dari pajak sebanyak-banyaknya. Padahal ekonomi sedang lesu.”

Itu adalah kritik SBY, sedangkan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga sempat mengkritik aspek pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi. AHY mengkritik program revolusi mental yang dinilai tidak berjalan dengan baik.

AHY mengingatkan pemerintah tidak hanya memprioritaskan pembangunan fisik semata melainkan juga pembangunan karakter bangsa.

Bahkan bar-baru ini AHY yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat memberikan pernyataan yang mengejutkan terkait gerakan politik. AHY menilai ada gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkar kekuasaan Presiden Jokowi yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Manuver Jokowi

Kritikan yang menimpa Presiden Jokowi ditanggapi dengan gaya kalem dan manuvernya yang membuat banyak orang mengerutkan dahi. Pertama, menjawab kritikan dari SBY. Pemerintah tidak menanggapinya dan bahkan tidak direspons sama sekali. Justru Jokowi menjawabnya dengan aksi yang menjadikan dirinya dikenal yakni aksi blusukan.

Presiden Jokowi blusukan ke proyek pusat olahraga Hambalang. Sebagaimana diketahui bahwa proyek  tersebut terjadi pada era SBY. Namun mega proyek prestisius Hambalang menjadi mangkrak. Proyek Hambalang telantar akibat terbelit kasus korupsi.

Bahkan kasus korupsi menimpa para elite politik Partai Demokrat sendiri yakni Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallaranggeng. Juga, Ketua Umum Partai Demokrat saat itu Anas Urbaningrm yang turut menjadi tersangka.

Kedua, menjawab kritikan AHY. Gaya blusukan Jokowi yang khas menjadi manuver tersendiri menjawab kritikan. Kemarin (14/02/2021) Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Jokowi mengatakan, Bendungan Tukul memiliki peran penting, seperti pengendalian banjir, mengairi sawah, air irigasi, dan penyediaan air baku.

“Bendungan Tukul mampu memberi manfaat untuk mengairi 600 hektare sawah. Maka, hal ini akan meningkatkan indeks pertanaman,” sambungnya.

Tahu sendiri kan, bahwa SBY merupakan putra terbaik dan lahir di Pacitan. Bahkan dalam Pemilu putra SBY yang lain Edhie Baskoro Yudhoyono  selalu maju di dapil Jatim VII meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi. ]]]