David mencatat penyakit-penyakit yang terjebak dalam es dan tak beredar di udara selama jutaan tahun, kini mewabah. Banyak bakteri dan virus beku di Artika. Dan, mereka benar-benar membeku, tapi akhirnya hidup mengganas tatkala es meleleh. Mereka bermutasi, lantas bermigrasi ke mana-mana.
Penyakit purba itu berubah bentuk, mengalami evolusi lanjutan sebab pemanasan global. Kini, dunia panik. Pemanasan global yang disuarakan Greta Thunberg, aktivis lingkungan Swedia yang baru berusia 18 tahun, tidak begitu didengar. Greta sendirian menentang proyek industrialisasi negara-negara maju, dan agenda perusakan alam. Namun, begitu dampak lanjutannya menggila, kita semua terperangah. Dunia mengalami ketakutan akut. Di sini, satu per satu sahabat dan handai taulan bertumbangan akibat virus.
Lusinan vaksin pun didatangkan, tapi isu pemanasan global dan perubahan iklim tetap luput dari perhatian. Alam masih kita dudukkan sebagai alam statis. Alam yang tak berjiwa. Alam yang menempati ruang kosong tersendiri, yang mengada untuk dieksplorasi manusia.
Saya senada dengan Muhammad Iqbal, filsuf Islam besar abad ke-20, dalam Rekonstruksi Pemikiran Religius Dalam Islam, alam semesta bukanlah hal yang kedap, produk yang sudah selesai, yang tidak bergerak, yang tidak berubah. Alam akan terus berkembang, akan terus beregenerasi.
“Alam bagi Diri Ilahiah sama dengan watak bagi diri manusia.” ungkapnya.
Bagi Iqbal, pengetahuan kita tentang alam adalah pengetahuan tentang perilaku Tuhan. Itulah yang kemudian kita akrab dengan istilah “sunnatullah”. Bahwa alam merupakan bangunan peristiwa demi peristiwa yang sistematis dan terhubung dengan Diri Mutlak. “Setiap hari Tuhan melaksanakan kerja yang baru.” (Ar-Rahman: 29).
Dari situ, lantas saya hanya bisa terdiam, betapa virus ini, tidak lain tak bukan merupakan bagian dari aktivitas Tuhan. Pantas saja, ia sangat-sangat “cerdas”, sanggup menyelinap dan mendeteksi tubuh siapa yang layak huni.
Dan, kita manusia, tidak bisa tidak harus legawa menurunkan tensi keangkuhan, serta intens berkomunikasi dengan Tuhan. Begitulah, cara saya membaca. [Luk]