Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Mengenal Jamur Hitam yang Merebak di India

Redaksi
×

Mengenal Jamur Hitam yang Merebak di India

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – India sedang bergulat dengan wabah virus Corona terburuk saat ini. Setiap harinya ada ratusan ribu kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut laporan Worldmeter, total kasus Covid-19 di India kini mencapai 26 juta lebih.

Kondisi tersebut membuat tenaga medis semakin khawatir, apalagi Covid-19 di negeri Bollywood itu disertai dengan infeksi langka mucormycosis – juga dikenal sebagai black fungus atau jamur hitam.

Jamur hitam ini biasanya ditemukan di tanah. Tapi kali ini justru menyerang pasien Covid-19 melalui saluran pernapasan dan mulai mengikis struktur wajah.

Infeksi jamur hitam dapat membuat kulit melepuh dan tumbuh bisul yang berubah jadi warna hitam. Kemudian bisa memengaruhi sinus, otak, kulit, paru-paru dan ginjal.

“Jamur hitam ini seperti rayap. Dia terus menyebar di area lokal dan terus merusak organ serta jaringan di sekitarnya,” kata ahli paru Ujjwal Parakh di Rumah Sakit Sir Gangga Ram, New Delhi.

Sebenarnya jamur hitam bukanlah penyakit baru. Jamur ini sudah ditemukan sejak abad ke-18. Hanya saja penularannya dari menghirup spora, bukan orang ke orang.

Gejala Jamur Hitam

Gejalanya tergantung di mana infeksi itu tumbuh, tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan gejalanya meliputi:

  • Wajah bengkak satu sisi
  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat atau sinus
  • Lesi hitam di bagian hidung atau bagian dalam atas mulut dengan cepat dan semakin parah
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Pendarahan gastrointestinal

Menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat kematian Covid-19 dengan infeksi jamur hitam mencapai 54 persen. Kadang-kadang dokter terpaksa melepas mata untuk menghentikan infeksi agar tidak mencapai otak pasien.

Profesor Kedokteran dari Universitas Queensland, Paul Griffin mengatakan jamur hitam membutuhkan inang yang sangat rentan.

“Biasanya pasien yang terinfeksi adalah mereka yang pernah menjalani transplatansi atau semacamnya. Pasien menjalani pengobatan yang sangat kuat yang dapat menurunkan sistem kekebalan mereka,” katanya.

P Suresh, Kepala Oftalmologi di Rumah Sakit Fortis, Mumbai mengatakan dalam dua minggu terakhir ada 10 pasien dengan infeksi jamur hitam yang perlu dioperasi.

Sementara itu, media lokal telah melaporkan setidaknya 7.250 kasus di seluruh negeri pada 19 Mei.

Risiko ini bisa meningkat dua kali lipat karena ada jutaan penderita diabates di India. Selain itu, India memiliki kelembaban yang cukup tinggi sehingga memudahkan jamur untuk bertahan hidup.

Meski berbahaya, kita tak perlu panik. Sebab Profesor Griffin menambahkan, jamur ini tidak akan menyebar ke seluruh negara. Sebab sampai sekarang pun infeksi jamur hitam belum ditemukan di negaranya. Kalaupun ada, negara-negara maju seperti Australia pasti sudah mengenali dan menangani kasus dari awal. [YSN]