Presiden Jokowi melantik duta besar perempuan pertama asal Papua, Fientje Maritje Suebu sebagai Duta Besar untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue
BARISAN.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik tiga Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia untuk negara sahabat. Salah satunya duta besar perempuan pertama asal Papua, Fientje Suebu.
Menjadi duta besar perempuan pertama asal Papua, Fientje akan bertugas di Selandia Baru, selain itu juga merangkap bertugas di wilayah Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook dan Niue.
Pada pelantikan yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2022) itu, selain Fientje, Jokowi juga melantik Sunarko sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Republik Sudan.
Jokowi juga melantik Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall dan Republik Palau dalam kesempatan itu.
Adapun pelantikan para duta besar, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 4/P Tahun 2022 Tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh. Keppres tersebut dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti saat upacara pelantikan.
Profil Fientje Maritje Suebu
Penunjukan Fientje Maritje Suebu sebagai duta besar mencuri perhatian publik. Sebab, ia menjadi perempuan pertama asal Papua yang menjadi duta besar.
Perempuan kelahiran Sentani itu, bakal menggantikan politikus Partai Golkar, Tanthowi Yahya yang mengisi posisi tersebut sejak tahun 2017.
Mengutip situs peranperempuan.id, Fientje merupakan anak perempuan satu-satunya di antara lima putra seorang Kepala Suku di Papua. Suaminya merupakan pendeta bernama Philipus Sarwom.
Fientje bukanlah orang baru di dunia diplomatik. Sebelum pelantikan sebagai Kedubes Selandia Baru, Fientje menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk India. Ia menduduki jabatan tersebut sejak Februari 2018.
Kariernya sebagai diplomat dimulai sejak lulus dari nempuh pendidikan di Sekolah Dinas Luar Negeri dan bekerja Kementerian Luar Negeri selama 31 tahun.
Bergelut di dunia kediplomasian sekaligus menjadi ibu dari tiga anak bukanlah hal yang mudah bagi Fientje. Sebab, profesi ini mengharuskannya melakukan perjalanan ke negara lain setiap beberapa tahun sekali.
Salah satu tantangan yang ia soroti adalah beradaptasi dengan sistem pendidikan di negara lain. Meski demikian, ia tetap mendapat dukungan dari sang suami, Philpus Sarwom.
Fientje punya keinginan besar untuk menunjukkan bahwa warga Papua juga bisa berdaya. Ia yakin perempuan Papua mampu menjadi agen perubahan di bidangnya masing-masing.
Keinginannya yang ingin ambil bagian dalam mempromosikan dan bekerja untuk kepentingan bangsa kepada negara-negara sahabat, menjadi motivasi utamanya sebagai diplomat. [rif]