BARISAN.CO – Neraca Pendapatan Primer (Primary Income) dalam Neraca Pembayaran Indonesia merupakan catatan transaksi balas jasa atas penggunaan faktor tenaga kerja dan modal finansial.
Transaksi yang berupa pembayaran antara lain adalah: kompensasi langsung kepada pekerja asing, keuntungan dari investasi langsung asing, pembayaran bunga surat utang pemerintah yang dimiliki nonresiden, pembayaran bunga pinjaman luar negeri, pembayaran bunga atas simpanan nonresiden pada Lembaga keuangan domestik, dan lain-lain yang sejenisnya.
Sedangkan yang berupa penerimaan berupa catatan pembayaran pihak asing ke Indonesia atau pendapatan yang diperoleh dari penyediaan tenaga kerja Indonesia atau modal finansial Indonesia kepada bukan penduduk.
Neraca ini mengalami defisit US$29,03 miliar pada tahun 2020. Penerimaan tercatat US$5,22 miliar, sedangkan pembayaran mencapai US$34,25 miliar. Defisitnya turun atau membaik dibanding tahun 2019 yang mengalami defisit US$33,78 miliar. Perbaikan lebih disebabkan menurunnya pembayaran yang lebih besar dari penurunan penerimaan.
Secara teknis pencatatan NPI, transaksi pendapatan primer meliputi transaksi penerimaan dan pembayaran kompensasi tenapa kerja (compensation of employees) dan pendapatan investasi (investment income).
Defisit Pendapatan Primer pada tahun 2020 disumbang oleh kedua komponennya. Kompensasi Tenaga Kerja mengalami defisit sebesar US$1,3 miliar, dan Pendapatan Investasi mengalami defisit sebesar US$27,7 miliar. Keduanya memang cenderung defisit selama ini.
Kompensasi tenaga kerja merupakan pembayaran langsung atas tenaga kerja yang domisili kurang dari setahun. Dicatat sebagai penerimaan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Dan sebagai pembayaran, bagi tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.
Dalam hal kompensasi tenaga kerja, perlu diberi catatan tambahan. Tidak dapat diartikan begitu saja bahwa Indonesia lebih banyak memakai tenaga kerja asing dibandingkan dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dipakai pihak asing.
Ada nilai kompensasi yang implisit diperoleh dari TKI melalui remitansi TKI. Dalam hal ini soalan teknis pencatatan dan pembayaran, terutama terkait perlakukan atas orang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu 12 bulan atau lebih, yang dianggap penduduk di negara tempatnya bekerja.
Sementara itu, komponen Pendapatan Investasi yang selalu tercatat defisit memang karena perekonomian Indonesia lebih banyak memakai faktor modal finansial asing, dibanding pemakaian negara lain atas faktor modal finansial milik penduduk Indonesia.
Kecenderungan nilai defisitnya pun meningkat hingga tahun 2019. Adanya pandemi, membuat defisitnya sedikit turun pada tahun 2020.
Grafik 1: Penerimaan, Pembayaran, & Pendapatan Investasi (2004-2020)
Sumber data: Bank Indonesia.
Pendapatan investasi terdiri dari 3 komponen, yang sekaligus merupakan jenis investasinya. Yaitu: investasi langsung (direct investment), investasi portofolio (portfolio investment), dan investasi lainnya (other investment).
Secara total selama 17 tahun terakhir kondisi pendapatan investasi selalu defisit. Defisit pada tahun 2020 sebesar US$27,72 miliar disumbang oleh ketiga komponennya yang juga defisit. Yaitu; investasi langsung sebesar US$14,7 miliar, investasi portofolio sebesar US$1,1 miliar, dan investasi lainnya sebesar US$2,15 miliar.
Defisit tersebut masih lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai US$32,30 miliar. Defisit relatif stabil namun dalam nilai yang cukup besar, selama periode tahun 2014 sampai dengan 2018. Yakni di kisaran 27-20 miliar dolar.
Pendapatan Investasi langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh penduduk suatu negara pada suatu perusahaan investasi langsung di negara lain untuk kepentingan jangka panjang.
Pemegang saham bisa merupakan perseorangan, perusahaan, pemerintah, atau organisasi lainnya yang memiliki 10% atau lebih saham perusahaan investasi langsung. Investasi langsung ini terkait dengan kepemilikan perusahaan, seperti perusahaan produksi, keuangan, konsultasi, dan lain sebagainya.
Pembayaran yang tercatat dalam pendapatan investasi langsung di Indonesia selama satu dekade terbilang cukup besar, dengan kecenderungan meningkat secara perlahan.
Kenaikan pembayaran yang cukup drastis terjadi pada tahun 2011. Sedangkan nilai pembayaran tertinggi dialami pada tahun 2018.
Meski pembayaran cenderung meningkat, defisit pendapatan investasi langsung berfluktuasi atau tidak berpola serupa. Hal itu dikarenakan adanya penerimaan dari investasi penduduk Indonesia di luar negeri, yang memiliki pola tersendiri.
Selama periode 2016-2020, penerimaan tercatat jauh lebih tinggi dari masa sebelumnya. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020.
Grafik 2: Pendapatan Investasi (2004-2020)
Sumber data: Bank Indonesia.
Sementara itu, Investasi portofolio secara teoritis bertujuan jangka pendek, berbentuk surat berharga seperti saham dan surat utang, yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar finansial terorganisasi.
Pendapatan investasi portofolio terdiri dari pendapatan atas instrumen saham (ekuitas), yaitu berupa dividen dan pendapatan atas utang, dalam hal ini berupa bunga atau kupon surat utang yang dimiliki.
Komponen Pendapatan Investasi portofolio tercatat selalu defisit sejak tahun 2005. Pendapatan modal finansial milik penduduk Indonesia di luar negeri dalam jenis ini masih lebih sedikit dibanding pendapatan milik pihak asing di Indonesia. Kecenderungan nilai defisitnya meningkat, dan terbilang cukup besar selama pada periode tahun 2016-2019. Sedikit menurun pada tahun 2020, saat terjadinya pandemi.
Pada tahun 2020 pembayaran pendapatan investasi portofolio kepada pihak asing mencapai US$12,96 miliar. Meski sedikit turun, nilai defisitnya masih sekitar 8 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2005. Diprakirakan pada tahun 2021 dan tahun selanjutnya, pembayaran akan meningkat. Antara lain karena penerbitan SBN valuta asing yang bertambah.
Sedangkan Investasi lainnya adalah investasi selain investasi langsung dan portofolio. Jenis investasi lainnya ini antara lain adalah simpanan dan pinjaman di perbankan dan Lembaga keuangan, utang piutang dagang, surat berharga jangka pendek yang tidak melalui pasar modal, dan lain-lainnya.
Kelompok Pendapatan Investasi lainnya cenderung mengalami defisit yang relatif stabil selama kurun 2006-2018, di kisaran 2-2,5 miliar dollar. Pada tahun 2019 dialami peningkatan defisit hingga mencapai US$2,82 miliar. Defisit saat itu terutama disumbang oleh pembayaran sebesar US$3,77 miliar, sedangkan penerimaan hanya sebesar US$957 juta.
Pembayaran pada tahun 2020 turun signifikan, hanya sebesar US$2,88 miliar. Pada saat bersamaan penerimaan sebenarnya juga turun dengan laju lebih lambat, yaitu sebesar US$731,62 juta. Dengan demikian, defisit turun menjadi sebesar US$2,15 miliar. []
Tulisan tentang Transaksi Berjalan lainnya:
Kontributor: Awalil Rizky
Diskusi tentang post ini