Scroll untuk baca artikel
Blog

Seberapa Miskin Penduduk Indonesia?

Redaksi
×

Seberapa Miskin Penduduk Indonesia?

Sebarkan artikel ini
Oleh: Anthony Budiawan

Banyak pejabat Indonesia sangat bangga dengan posisi ekonomi Indonesia yang berada di urutan 16 terbesar dunia. Menurut Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2017 mencapai Rp13.892 triliun.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 259,17 juta orang, maka pendapatan rata-rata per penduduk, atau dikenal juga dengan pendapatan per kapita, pada 2017 mencapai Rp53,6 juta, atau sekitar US$3.840. Dengan pendapatan per kapita sebesar ini, Indonesia dikategorikan negara berpenghasilan menengah: antara menengah bawah dan menengah atas.

Menurut kriteria internasional, negara dengan pendapatan per kapita di bawah US$1.005 termasuk negara berpendapatan rendah, alias negara miskin. Pendapatan per kapita antara US$1.006 hingga US$3.955 termasuk negara berpendapatan menengah bawah, alias negara hampir miskin. Dan pendapatan per kapita antara US$3.956 hingga US$12.235 termasuk negara berpenghasilan menengah atas. Dan selebihnya termasuk negara berpenghasilan tinggi, alias negara kaya.

Di tengah euforia Indonesia masuk negara berpenghasilan menengah atas, tiba-tiba kita dikejutkan berita buruk dari lembaga internasional ADB (Asian Development Bank). Belum lama berselang, ADB menurunkan laporan bahwa ada sekitar 22 juta penduduk Indonesia menderita kelaparan selama periode 2016-2018.

Berita ini sangat mengejutkan. Bagaikan halilintar di tengah hari. Sekaligus memalukan. Bagaimana mungkin negara kaya seperti Indonesia, dengan ekonomi nomor 16 terbesar dunia, mempunyai 22 juta penduduk yang menderita kelaparan. Jumlah ini sangat besar sekali, mencapai sekitar 8,5 persen dari total penduduk.

Berita ADB tersebut membuat kita semua tersadar dari mimpi. Dan bertanya-tanya, apakah Indonesia memang sedemikian miskinnya sehingga 8,5 persen penduduknya menderita kelaparan? Dan seberapa miskin rakyat Indonesia sebenarnya?

Ekonomi Indonesia dibangun, dan merupakan akumulasi, dari ekonomi di daerah, yaitu ekonomi kabupaten (dan kota) yang totalnya berjumlah 514. Ekonomi di kabupaten direpresentasikan dengan PDRB yaitu Pendapatan Regional Domestik Bruto. Dibagi dengan jumlah penduduk di kabupaten maka kita dapatkan pendapatan rata-rata per penduduk (kapita) kabupaten. Ternyata, besarnya sangat variatif sekali. Antara US$329 hingga US$45.823. Atau 139 kali lipat. Artinya, perbedaan (atau kesenjangan) pendapatan per kapita antarkabupaten sangat besar.

Kabupaten Pegunungan Arfak di Papua Barat merupakan kabupaten termiskin di Indonesia, dengan pendapatan per kapita sebesar 329 dolar AS. Sedangkan Kota Administrasi Jakarta Pusat merupakan daerah terkaya di Indonesia, dengan pendapatan per kapita 45.823 dolar AS, jauh lebih besar dari pendapatan per kapita Korea Selatan yang hanya mencapai 28.380 dolar AS (2017). Juga lebih besar dari pendapatan per kapita Jerman yang sebesar 43.710 dolar AS. Sumber data: Bank Dunia.

Lebih miris lagi, penduduk kabupaten Pegunungan Arfak termasuk penduduk termiskin kedua di dunia, satu tingkat di atas Burundi yang merupakan negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita hanya 293 dolar AS. Dan masih di bawah Malawi yang merupakan negara termiskin kedua di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar 357 dolar AS.

Profil kemiskinan di Indonesia memang mengkhawatirkan. Terdapat 6,56 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 29 kabupaten termasuk penduduk sangat miskin dengan pendapatan per kapita di bawah 1.000 dolar AS.

Mereka umumnya berada di Indonesia bagian Timur: 10 Kabupaten di provinsi Papua, 13 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 2 Kabupaten di provinsi Papua Barat, 1 Kabupaten di provinsi Sulawesi Barat, 1 Kabupaten di provinsi Maluku, 1 Kabupaten di provinsi Sumatra Selatan, dan 1 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat. Mereka semua sejajar, dan bisa lebih miskin dari penduduk di 20 negara termiskin di dunia.