Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Satu]

Redaksi
×

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Satu]

Sebarkan artikel ini

Devisa pada dasarnya merupakan mata uang asing kuat (hard curency) yang pengelolaannya dalam kekuasaan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia. Termasuk dalam arti devisa adalah emas moneter dan mata uang dari International Monetary Fund.

Dalam bahasa awam, NPI diibaratkan sebagai catatan perubahan isi dompet negara Indonesia. Pengertian negara di sini bukan hanya pemeritah, melainkan seluruh penduduk, orang dan badan hukum. Isi dompetnya berupa posisi cadangan devisa.

Cadangan devisa ini bisa berupa uang sendiri, uang titipan, atau merupakan uang utangan. Pencatatan isi dompet itu sebagian besar perubahannya akibat transaksi yang dicatat dalam NPI.

Bank Indonesia mengatakan beberapa tujuan dari dihitung dan dipublikasikannya statistik NPI secara rutin. Antara lain sebagai berikut: (1) mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian; (2) mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain; (3) mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan; (4) mengetahui permasalahan utang luar negeri; (5) mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai tukar; (6) sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa; serta (7) sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account).

Grafik 1: Neraca Pembayaran Indonesia 1981-2020 (tahunan)

Sumber data: Bank Indonesia.

Selama setahun pada 2020, kondisi NPI mengalami surplus sebesar US$2.597 juta. Cadangan devisa bertambah akibat transaksi dalam NPI sejumlah itu. Akan tetapi biasanya ada transaksi yang tidak tercatat atau belum bisa dimasukkan pada jenis neraca atau transaksi yang tersedia—dicatat sebagai pos selisih perhitungan dari NPI.

Termasuk di dalamnya indikasi dari transaksi yang ilegal seperti penyelundupan. Devisa bertambah, namun belum ada catatannya atau belum dapat dipastikan kategorinya.

Bank Indonesia biasanya memublikasi angka sangat sementara untuk triwulan terakhir, dan angka sementara untuk beberapa triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV tiap tahun, lazim terjadi revisi atas angka-angka setahun sebelumnya.

Kecenderungan NPI selama 40 tahun terakhir mengalami surplus. Nilai surplus atau defisit NPI cukup berfluktuasi. Selama periode 1981-2020 tercatat 27 kali alami surplus dan 11 kali alami defisit. Defisitnya cukup lebar pada 1997 dan 1998, serta pada 2013 dan 2018. Sedangkan surplus yang cukup besar dialami pada tahun 2006, 2010, dan 2014.

NPI secara triwulanan juga fluktuatif, dan cukup sering alami defisit, karena pola musiman dari transaksi internasional Indonesia. Selama 6 tahun terakhir, NPI mengalami surplus terbesar pada triwulan IV 2018 dan triwulan II 2020.