Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Tiga]

:: Redaksi Barisan.co
1 April 2021
dalam Ekonopedia
Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Tiga]

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Neraca Barang (goods) merupakan salah satu bagian dari Transaksi Berjalan. Mencakup transaksi ekspor dan impor barang dagangan umum dan barang lainnya.

Bank Indonesia mencatatnya sebagai terdiri dari barang dagangan umum dan barang lainnya. Barang dagangan umum terdiri dari nonmigas, minyak dan gas. Sedangkan barang lainnya terutama berupa emas nonmoneter.

Perlu diketahui bahwa nilai impor dalam neraca barang dari Transaksi Berjalan atau NPI adalah Free on Board (FoB), atau nilai di pelabuhan negara penjual. Bukan nilai barang ketika sudah sampai di pelabuhan atau bandara Indonesia.

Berbeda dengan nilai impor dalam data Neraca Perdagangan yang biasa dipublikasikan oleh BPS tiap bulan. Nilai impor dalam data Neraca Perdagangan BPS memakai konsep Cost, Insurance and Freight (CIF), harga ketika telah sampai di Indonesia. Artinya telah memasukan berbagai biaya impor, seperti biaya pengapalan dan premi asuransi.

BACAJUGA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022

Sedangkan data tentang nilai ekspor relatif sama. BPS dan BI memakai nilai fob dalam posisi Indonesia sebagai negara penjual. Sumber datanya juga sama dari dokumen ekspor yang berasal dari Bea dan Cukai. Adanya sedikit perbedaan lebih disebabkan perlakuan catatan tertentu dan soal kemutakhiran data yang bersifat sementara.

Pada tahun 2020, neraca barang dalam NPI mengalami surplus US$28,2 miliar. Dari ekspor sebesar US$163,34 miliar, dibandingkan impor sebesar US$135,14 miliar.

Sedangkan neraca perdagangan dari BPS melaporkan surplus sebesar US$21,74 miliar dollar. Dari ekspor sebesar Rp163,31, dibandingkan impor sebesar US$141,57 miliar—neraca versi BPS lebih umum dikenal publik dan menjadi pemberitaan media.

Oleh karena tulisan ini ingin mengurai soalan defisit transaksi berjalan, maka laporan yang dipakai adalah neraca barang dalam NPI versi Bank Indonesia terlebih dahulu. Namun pada subbab selanjutnya akan dibahas versi BPS.

Grafik 1: Ekspor Impor 2004-2020
Chart by Visualizer

Sumber data: Bank Indonesia, diolah.

Neraca Barang Indonesia selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2017 selalu mencatatkan surplus. Nilai ekspor melebihi nilai impor selama setahun. Nilai surplusnya sempat merosot drastis pada tahun 2012, ketika ekspor turun dan impor tetap meningkat. Meningkat kembali perlahan-lahan pada tahun 2013-2017.

Pada tahun 2018, untuk pertama kalinya Neraca Barang mengalami defisit, meski nilainya masih kecil, yaitu sebesar US$228 juta. Nilai ekspor barang pada tahun 2018 sebesar US$180,73 miliar. Sedangkan nilai impor sebesar US$180,95 miliar.

Pada tahun 2019, neraca Barang kembali mencatatkan surplus sebesar US$3,51 miliar. Nilai ekspor barang sebesar US$125,06 miliar, dan nilai impor sebesar US$122,13 miliar. Surplus yang terbilang paling sedikit dibandingkan tahun-tahun lampau, selain tahun 2018.

Pada tahun 2020, neraca barang mengalami surplus yang cukup besar, mencapai US$28,2 miliar. Dari ekspor sebesar US$163,34 miliar, dibandingkan impor sebesar US$135,14 miliar.

Pada tahun 2020, neraca barang minyak mengalami defisist sebesar US$7,86 miliar, dan gas mengalami surplus sebesar US$2,46 miliar. Sedangkan barang nomigas tercatat surplus sebesar US$29,87 miliar.

Sejak tahun 2011 neraca perdagangan migas mengalami defisit dengan nilai berfluktuasi. Neraca perdagangan gas selalu mengalami surplus. Nilai surplusnya cenderung berkurang. Sempat sedikit meningkat pada 2017 dan 2018. Kembali turun surplusnya pada 2019 dan 2020.

Grafik 1: Ekspor Impor 2004-2020
Chart by Visualizer

Sumber data: Bank Indonesia, diolah.

Sedangkan neraca perdagangan minyak memang telah lama mengalami defisit. Defisitnya meningkat pada 2010 sampai dengan 2014. Sempat membaik pada 2015 dan 2016, namun kembali meningkat pada 2017 dan 2018. Defisitnya kembali turun pada 2019 dan 2020.

Neraca barang Nonmigas masih selalu mengalami surplus. Sempat mengalami lonjakan dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2011, yaitu sebesar US$32,87 miliar. Namun seketika anjlok pada tahun 2012, menjadi sebesar US$11,96 miliar. Perlahan naik dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Turun drastis kembali pada 2018 dan relatif stagnan pada tahun 2019. Pada 2020 surplusnya kembali cukup besar.

Perlu diketahui bahwa surplus kadang diperoleh karena impor yang turun lebih cepat. Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2020, nilai ekspor barang sebenarnya mengalami penurunan dibanding 2019.

Masalah yang bersifat fundamental dalam Neraca Barang sebenarnya bukanlah soal surplus atau defisitnya saja. Melainkan fakta bahwa struktur ekspor masih kurang kokoh. Baik dilihat dari aspek komoditas maupun negara tujuan.

Kelompok barang yang berasal dari ekstraksi hasil alam dan yang hanya sedikit diolah masih memiliki porsi cukup besar. Selain bernilai tambah tidak maksimal, harga komoditasnya pun amat fluktuatif, dan Indonesia bukan penentu harga.

Barang ekspor yang berasal dari industri pengolahan juga masih memiliki konten impor dalam porsi besar. Secara keseluruhan, ragam barang ekspor masih kurang bervariasi, dan komoditas unggulan bersifat kurang menentukan dalam pasar internasional.

Ekspor nonmigas Indonesia lebih didominasi oleh produk primer atau produk tanpa olahan atau hanya sedikit olahan, jika dilihat berdasar Standard International Trade Classification (SITC).

Laporan NPI Bank Indonesia tentang ekspor berdasar SITC mengelompokannya ke dalam tiga kategori: produk primer, produk manufaktur, dan produk lainnya. Produk primer terdiri dari produk pertanian serta bahan bakar dan pertambangan. Produk pertanian sendiri terdiri dari makanan dan bahan baku.

Komposisinya berdasar nilai pasar pada tahun 2020: produk primer sebesar 45,4 persen, produk manufaktur sebesar 50,9 persen, dan produk lainnya 3,6 persen.

Komposisinya produk primer di kisaran separuh dari total ekspor ini telah bertahan lama. Porsinya memang terkesan naik dan turun, namun lebih disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas.

Jika dilihat berdasar harga riil, tidak banyak perubahan komposisi selama 10 tahun terakhir. Meski tidak sebesar masa orde baru ketika booming minyak, Indonesia belum berhasil keluar dari ketergantungan atas produk primer sebagai andalan ekspor.

Negara tujuan ekspor nonmigas didominasi oleh 10 negara utama yang porsinya pada tahun 2020 mencapai 69,6 persen. Selama satu dekade terakhir, porsinya memang selalu di kisaran 70 persen. Bahkan 5 negara utama mencapai lebih dari separuh (51,7 persen) dari total nilai ekspor nonmigas tahun 2019, yaitu: Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India dan Singapura. []

Tulisan tentang Transaksi Berjalan lainnya:

  • Bagian 1
  • Bagian 2
  • Bagian 3
  • Bagian 4
  • Bagian 5
  • Bagian 6
  • Bagian 7
  • Bagian 8
  • Bagian 9
  • Bagian 10
  • Bagian 11


Kontributor: Awalil Rizky

Topik: EkonopediaEkonopedia Transaksi Berjalan
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Empat)

4 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)

2 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Kekayaan Elon Musk dan Kapitalis Kroni Ala Amerika

Kekayaan Elon Musk dan Kapitalis Kroni Ala Amerika

Hindari ‘Toxic Positivity’, Kalimat Bijak yang Tak Selesaikan Masalah

Hindari ‘Toxic Positivity’, Kalimat Bijak yang Tak Selesaikan Masalah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023
Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

3 Februari 2023
Kabar Pilpres 2024

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang