Kiper sering kalah mentereng dibanding posisi lain, tapi perannya sangat vital.
BARISAN.CO – Kiper, lapis terakhir dalam pertahanan sepak bola, padanya hasil akhir pertandingan ditentukan. Masuknya bola ke dalam jala gawangnya bergantung kepada berhasil tidaknya ia menghalau sepakan lawan. Maka, terbayang kan betapa vitalnya posisi penjaga mistar gawang ini?
Berbeda dengan penyerang, kiper-kiper hebat namanya masih kalah mentereng. Padahal, penyelematan kiper sering kali tak kalah heroik untuk membantu timnya memetik kemenangan. Namun, sialnya, tatkala timnya kalah justru ia sering menjadi bulan-bulanan para fans karena gawangnya kebobolan.
Di sisi lain, peran penting kiper akan semakin tampak mencolok ketika timnya harus menyelesaikan laga lewat babak adu tos-tosan. Di babak itu, ia memikul beban berat timnya, karena kemenangan hanya ditentukan oleh penendang dan penjaga gawang. Lagi-lagi, semakin banyak penalti yang ia gagalkan masuk ke gawang, maka ia dan timnya menjadi pemenang.
Lantas, bagaimana sih cara melihat kiper yang berkualitas? Berikut Barisanco ulas dari berbagai sumber terkait.
Refleks Penyelematan
Peran paling krusial seorang kiper adalah kemampuannya dalam melakukan penyelamatan. Kendati semua penjaga gawang harus memiliki kemampuan refleks yang apik, tapi kemampuan ini lebih dikhususkan untuk kiper tipe reaktif.
Biasanya, kiper tipe reaktif lebih dipilih dalam permainan tim yang cenderung bermain defensif dengan garis pertahanan yang rendah. Sehingga, ia tidak dilibatkan dalam penguasaan bola dan fokus pada bagaimana cara menghalau tembakan lawan (shot stopper) serta melakukan penyelamatan.
Kiper reaktif gaya shot stopper ini kerap kali tampak melakukan gerak akrobatik, seperti melompat ketika bereaksi menangkap bola atau ketika menjatuhkan badan saat harus berhadapan 1 lawan 1 di area kotak 16.
Distribusi Bola
Sebagaimana telah disebutkan ada kiper tipe reaktif, ada juga kiper yang disebut dengan tipe proaktif karena kemampuannya yang baik dalam mendistribusikan dan mengontrol bola. Dalam sepak bola modern, ada pendekatan strategi pelatih yang melibatkan penjaga gawang dalam membangun serangan (fase build up).
Kiper tipe ini biasa juga disebut dengan ball playing goalkeeper. Permainannya cocok dengan tim yang dominan dalam penguasaan bola atau ball possession tinggi dan bermain dengan garis pertahanan yang tinggi serta bermain dalam tempo cepat. Itu karenanya, kiper tipe ini akan terlibat aktif dalam mengalirkan bola dengan jangkauan umpannya yang luas dan akurasi yang tinggi.
Selain itu, dalam skema permainan gegenpressing, kiper dengan jenis reaktif juga menjadi andalan lewat umpan-umpannya yang mengaruh langsung ke rekannya di area pertahanan lawan.
Komunikasi
Kiper yang hebat tak hanya piawai dalam menghalau bola saja, tapi juga mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Misalnya saja, seperti sedang dalam situasi tendangan sudut atau tendangan bebas di area pertahanan, kiper harus berkormunikasi dengan pemain-pemain lainnya, baik yang menjadi pagar betis, atau yang menjaga lawan (man-marking) dan menjaga area (zona).
Terlebih, sebagai pemain dengan posisi paling terakhir di lini pertahanan, kiper harus mempunyai leadership yang kuat. Hal itu ia tunjukkan lewat cara komunikasinya dengan pemain lain. Salah-salah dalam berkomunikasi dengan pemain lain memungkinkan terjadinya blunder yang berakibat fatal sehingga gawang kebobolan.
Jadi, dari 3 hal itulah setidaknya kualitas seorang kiper bisa dibedakan dari kiper-kiper yang lain, dan bagaimana peran pentingnya dalam membawa timnya menang.
“Menjadi kiper mirip seperti menjadi militer yang membuat bom, (karena) satu kesalahan dan semua orang diledakkan,” seloroh Artur Boruc, Kiper berkebangsaan Polandia. [dmr]