Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Menimbang Sisi Sehat Nasi Hangat dan Dingin

Redaksi
×

Menimbang Sisi Sehat Nasi Hangat dan Dingin

Sebarkan artikel ini

Bagi orang yang memiliki riwayat gula darah akan menambah masalah. Artinya akan cenderung secara cepat menaikan kadar gula darah

BARISAN.CO – Mengonsumsi nasi hangat ditambah lauk akan menambah sensasi kelezatan pada setiap kunyahan di dalam mulut. Berbeda dengan nasi dingin yang cenderung kurang menimbulkan sensasi lezat alias biasa saja.

Maka tak heran lebih banyak orang suka makan dengan nasi putih hangat. Itu terbukti bahwa ketika kita makan di warung, lebih sering disajikan nasi hangat bahkan panas yang baru keluar dari mesin penanak nasi.

Bagi orang sehat atau normal kandungan gula darahnya, cenderung tidak ada batasan untuk mengonsumsi nasi, apalagi yang hangat.

Namun bagi orang yang memiliki riwayat gula darah akan menambah masalah. Artinya akan cenderung secara cepat menaikan kadar gula darah bagi yang mengonsumsinya.

Maka meskipun lebih lezat saat dikonsumsi ketika hangat, namun ingat nasi memiliki indeks glikemik yang tinggi sehingga kurang cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Indeks glikemik yang tinggi menyebabkan kadar glukosa darah dapat meningkat dengan cepat.

Kadar indeks glikemik beras putih sebesar 73. Nasi merupakan sumber karbohidrat penghasil energi bagi tubuh. Jika tubuh kekurangan energi akan terasa lemas sehingga dapat mempengaruhi aktivitas tubuh. Dalam 100gram nasi memiliki kandungan energi sebesar 360 kkal, 6,6gram protein, 0.58 gram lemak, dan 79,34 gram karbohidrat.

Tepung Nasi Menjadi Gula

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di Asia Pacifik Journal Clinical Nutrition menunjukkan hasil bahwasanya Nasi dingin memiliki kandungan pati resisten yang paling tinggi daripada nasi yang baru dimasak.

Pengertian dari nasi dingin adalah nasi yang disimpan di kulkas dengan suhu 4 drajat celcius selama 24 jam. Sebuah penelitian dengan jumlah sampel 15 orang dewasa sehat terdiri dari dua kelompok perlakuan.

Kelompok perlakuan pertama merupakan kelompok kontrol dan kelompok kedua merupakan responden yang diberikan nasi dingin dan kemudian dipanaskan kembali.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kelompok perlakuan nasi dingin yang dipanaskan kembali secara signifikan menurunkan kadar gula darah setelah makan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Jika penderita diabetes ingin mengkonsumsi nasi dari beras putih,alangkah baiknya untu mendinginkan terlebih dahulu. Alternatif lainnya dapat mengganti jenis beras dengan indeks glikemik rendah seperti beras merah, beras hitam dan beras coklat.

Hal ini juga dikuatkan oleh penjelasan dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Melinda Bandung Johanes Casay Chandrawinata menjelaskan bahwa nasi panas memiliki tingkat hidrasi yang lebih baik.