Lalu sekarang di tengah pandemi, kita tetap merayakan meski dengan prokes dan atau upacara daring. Kita tetap mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah gugur. Kita mengenang para pendahulu yang telah menegakkan kedaulatan bangsa dan negara. Di bawah kibaran bendera, kita rasanya tidak kuasa tegak berdiri, atau bahkan menghormat, tapi tunduk dengan lidah kelu.
Betapa dengan takzim kita mengenang saudara dan sahabat serta masyarakat seumumnya yang telah gugur melawan virus mematikan. Ya, mereka telah gugur sebagai pahlawan, sebab bahkan mereka telah melakukan peperangan yang lebih dahsyat, yakni perang melawan musuh yang tidak tampak. Tidak ada kata lain untuk mereka kecuali doa: Alfatihah…..


