Laju kenaikan nominal kelompok ini lebih cepat dari pertumbuhan jumlah rekeningnya, sehingga rerata meningkat. Rerata nilai simpanan per rekening saat ini (akhir Februari 2021) mencapai Rp29,74 miliar. Sebagai perbandingan, rerata pada Oktober 2014 sebesar Rp24,80 miliar, naik menjadi Rp26,82 miliar pada Oktober 2019, dan sebesar Rp29,28 miliar pada Oktober 2020.
Grafik 1: Rata-rata simpanan tiap rekening (2014-2021)
Sumber data: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Perlu diingat bahwa data jumlah rekening bukan jumlah orang atau pihak yang memilikinya. Satu pihak bisa memiliki beberapa rekening. Jenis rekeningnya pun beragam, antara lain berupa tabungan, giro, dan deposito.
Data distribusi simpanan bank umum semacam ini antara lain berguna untuk mengukur risiko industri perbankan. Dalam hal bank secara individual, mereka memiliki data distribusi yang lebih rinci dan biasa dianalisis bagi keperluan manajemen.
Dapat dikatakan bahwa makin terkonsentrasi pada satu kelompok yang berjumlah sedikit pihak, maka risiko meningkat. Risiko berupa kemungkinan penarikan bernilai besar dalam waktu singkat. Biasa dikenal sebagai risiko Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dari ulasan di atas, distribusi simpanan berdasar tiering nominal selama beberapa tahun terakhir tampak makin terkonsentrasi. Baik dilihat dari kelompok tiering nominal >1 miliar rupiah ataupun khusus yang >5 miliar rupiah. Meski tidak ada informasi resmi untuk publik, dapat diduga bahwa tiap orang atau pihak memiliki lebih dari satu rekening.
Umpama rerata satu pihak dari kelompok >5 miliar memiliki 10 rekening, maka separuh dari simpanan Bank Umum hanya dimiliki oleh sekitar 11 ribu pihak.
Dikaitkan dengan denominasi mata uang simpanan, kelompok >5 miliar ini tercatat memiliki jenis simpanan valuta asing yang terbesar pula. Nilai simpanan mereka yang berupa valuta asing mencapai Rp748 triliun. Merupakan 80,43% dari total simpanan valuta asing. Dengan demikian, risiko perubahan kurs bagi Bank Umum juga terkait hal ini.
Sayangnya, LPS tidak memublikasi tentang distribusi DPK menurut kategori pemilik, seperti individu, perusahaan, lembaga, dan Pemerintah.
Diprakirakan separuh dari nilai simpanan berasal dari rekening individu atau perorangan. Berikutnya adalah rekening perusahaan. Rekening lembaga dan pemerintah berporsi relatif lebih kecil, dari sisi jumlah maupun nominalnya.
Data distribusi simpanan sebenarnya dapat digunakan sebagai salah satu indikator pemerataan atau ketimpangan ekonomi. Sifatnya sebagai data distribusi kekayaan. Contoh data distribusi kekayaan yang terkenal adalah yang dihitung dan dipublikasi oleh Credit Suisse, dengan cakupan jenis kekayaan yang lebih banyak.