BARISAN.CO – Saat ini, banyak orang berbondong-bondong untuk mempertimbangkan pengurangan bahan bakar fosil dengan beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Salahsatunya dengan menghadirkan kendaraan listrik sebagai opsi karena dianggap tidak menimbulkan polusi serta dapat diandalkan dalam kinerja linier.
Seperti diketahui, polusi dari kendaraan berbahan bakar minyak bukan hanya merugikan lingkungan, namun juga berdampak bagi kehidupan manusia. Sebab, menghasilkan gas berbahaya, seperti karbon.
Sedangkan, kendaraan listrik berkontribusi untuk meningkatkan kualitas udara yang lebih baik. Tanpa knalpot, bahkan bisa tidak menghasilkan emisi karbon dioksida saat dikendarai. Ditambah, kendaraan listrik juga membantu mengatasi polusi suara karena kendaraan listrik jauh lebih hening daripada kendaraan konvensional, artinya dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai bagi semuanya.
Jakarta menjadi salah satu kota yang berusaha untuk memperbaiki kualitas udara. Salahsatunya dengan meluncurkan bus listrik Transjakarta pada awal Maret ini.
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 50 persen pada tahun 2030. Namun, saat ini baru 26 persen pengurangannya. Dengan hadirnya, bus listrik Transjakarta ini diharapkan dapat menurunkan lebih banyak lagi.
Operasional bus listrik ini dapat menurunkan tingkat polusi udara hingga 28 persen dan emisi CO2 pada gas buang berkurang hingga 50,3 persen. Level efisiensi energi pada bus listrik ini juga berpotensi 5 kali lipat lebih tinggi ketimbang bus diesel.
Berkapasitas 324kWH, bus ini bisa menjangkau hingga 250km/hari. Keuntungan lainnya ialah durasi pengisian daya hanya sekitar 1,5 hingga 2 jam sekali pengisian.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan juga mengatakan, dengan transisi ini diharapkan dapat mengatasi masalah mobilitas di ibu kota, yakni kemacetan dan polusi.
Berdasarkan data per 1 Desember 2021, jumlah pengguna Transjakarta sebanyak 505.434 orang per hari. Kini, baru 30 unit bus listrik Transjakarta yang tersedia dan beroperasi di empat rute, yaitu rute Bundaran Senayan – Senen, Tanah Abang – Senen, Blok M – Tanah Abang, dan Ragunan – Blok M. Namun, transisi itu akan dilakukan bertahap hingga tahun 2030.
Untuk memahami lebih lanjut implementasi bus listrik di Jakarta ini, portal Barisanco mengadakan diskusi publik secara daring dengan menghadirkan Direktur Utama Transjakarta, M. Yana Aditya dan pakar lingkungan Yanto Ph.D.
Acara Mimbar Virtual Barisanco ini akan disiarkan melalui zoom dan channel Youtube Barisanco Tv dengan tema Tantangan dan Masa Depan Bus Listrik di Jakarta pada hari Rabu, 23 Maret 2022 pukul 16.00-17.30 WIB.
Yuk, daftarkan diri melalui klik link ini. Bagi 5 peserta yang beruntung akan mendapatkan uang elektronik @ RP 100.000 dari Barisanco. [rif]