BARISAN.CO – Vitamin C berperan penting dalam mendukung sistem imunitas kita, baik di masa pandemi maupun era normal. Meskipun begitu, konsumsi vitamin C juga bisa memicu berbagai gejala dan ketidaknyamanan bagi lambung, khususnya mereka yang mengidap gangguan asam lambung.
Nutrisionis dan Ketua Indonesia Sport Nutritionists Association (ISNA) Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. mengatakan vitamin C memiliki peran sebagai zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh setiap hari. Selain berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan penyerapan mineral seperti kalsium dan zat besi, vitamin C memiliki empat peran spesifik terhadap imunitas yaitu:
- Memindahkan neutrofil (sel darah putih yang membantu melawan infeksi) ke jaringan yang terinfeksi sehingga infeksi segera bisa diatasi.
- Mempercepat produksi sitokin sebagai bahan pesan utama untuk tubuh terinfeksi atau tidak.
- Mengaktivasi kerja sel darah putih dalam memakan bakteri atau antigen lainnya.
- Mempercepat pertumbuhan jumlah sel B dan sel T (imunoglobulin) yang bertugas mengingat struktur virus tertentu.
“Jadi intinya , di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defesiensi vitamin C,” papar Dr. Rita Ramayulis melalui siaran pers, Senin (18/10/2021).
Namun, ternyata konsumsi vitamin C harus tepat dan tidak boleh sembarang. Alih-alih memperkuat imunitas, mengonsumsi vitamin C malah bisa memicu permasalahan lain, khususnya jika memiliki lambung yang sensitif.
Seringkali tenaga kesehatan menemukan pasien yang mengeluhkan lambungnya perih sesudah minum vitamin C. Seperti yang ditemukan dr. Iwan Dermawan S.Ked., seorang dokter di salah satu fasilitas kesehatan di Depok. Banyak pasiennya yang bersendawa berkepanjangan dan menunjukkan gejala-gejala tida nyaman lainnya usai konsumsi vitamin C.
“Perlu diingat bahwa vitamin C memiliki nama lain asam askorbat. Sesuai namanya, maka sifatnya asam dan pada orang tertentu bisa memengaruhi kondisi asam lambung,” tutur dr. Iwan Dermawan.
Berikut cara memilih vitamin C yang layak dikonsumsi setiap hari.
1. Pilih yang aman untuk lambung
Suplementasi vitamin C yang beredar memiliki ikatan yang berbeda-beda. Ada yang bentuknya asam askorbat murni dan biasanya cenderung bereaksi meningkatkan produksi asam lambung.
Tetapi pada beberapa suplemen lain asam askorbat itu diikat dengan dengan mineral yang bersifat basa. Karena sifatnya yang membasakan, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam. Justru menyebabkan terjadinya keseimbangan asam basa di dalam lambung.
Hal ini dimungkinkan berkat kecanggihan teknologi di bidang farmasi. Salah satunya sodium askorbat yang sering disebut buffered vitamin C.
“Jadi, walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung,” jelas Dr. Rita Ramayulis.
2. Hindari yang bersoda dan berpengawet
Selain kandungan pengikat asam askorbat ini, Dr. Rita Ramayulis juga menganjurkan kita untuk mewaspadai kandungan soda di beberapa suplemen vitamin C dalam kemasan. Penggunaan soda di vitamin C itu beralasan. Biasanya agar ada sensasi rasa, serta mengawetkan kandungan vitamin C agar lebih stabil.
Berbeda dengan sparkling water, menambahkan air soda artinya memang menambahkan pengawet di dalamnya. Zat yang biasa ditambahkan adalah sodium bicarbonate, sodium sitrat, atau disodium fosfat.
Jika zat – zat itu ditambahkan, memang bisa mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu dan oleh orang tertentu dapat memengaruhi kesehatan pencernaan. Biasanya muncul bermacam-macam gejala, mulai dari sembelit, perut tidak nyaman, bahkan diare.
“Dari perspektif keseimbangan gizi, ini jelas mengganggu, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar, dalam waktu tertentu ini berpengaruh pada kepadatan tulang, jadi perlu hati-hati mengonsumsinya,” jelasnya.
Mineral-mineral yang diikatkan seperti sodium bikarbonat, disodium fosfat, sodium sitrat, bahkan tambahan pengawet lain, seperti sodium benzoat dan potasium sorbat, dalam jumlah tertentu justru membuat pH lambung makin asam, artinya membuat vitamin C tersebut makin sensitif bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung.
Bahkan sebenarnya risiko ini tidak hanya untuk yang memiliki lambung sensitif tetapi semua orang. Memang mereka yang lambungnya sensitif akan lebih cepat terpicu dan merasakan keluhan. Secara publik, sebenarnya BPOM memang sudah menentukan dosis aman, tetapi kadang-kadang masyarakat mengonsumsi lebih dari keperluan, baik frekuensi maupun dosisnya. Padahal kandungan zat-zat tersebut juga kita dapat dari makanan lain.
“Intinya, konsumsi zat-zat seperti larutan soda dan pengawet tadi dalam waktu tertentu akan memengaruhi kesehatan pencernaan dengan manifestasi klinis seperti disebutkan tadi. Tak heran ada yang sampai mengalami keluhan seperti orang keracunan, setelah konsumsi merasa mual, pusing, bisa ada yang sampai muntah, nafsu makan berkurang, hingga iritasi pada kerongkongan. Jadi tidak hanya di lambung,” papar Dr. Rita Ramayulis.
Oleh karena itu, mulai hari ini perhatikan bahan-bahan yang tertera pada bungkus vitamin C sebelum membeli. Pilihlah suplemen vitamin C yang tidak mengandung soda dan bahan pengawet seperti HiC100. Produk buatan Kalbe Nutritionals ini menggunakan buffered vitamin C sehingga nyaman di lambung dan tidak menggunakan pengawet. [ysn]