Pernyataan dan saran Ma’ruf tidak ada yang salah. Karena memang dalam kandungan pisang mengandung nilai gizi yang tinggi. Pisang pun bukan barang langka justru melimpah. Dan Indonesia menurut data FAO pada tahun 2019 termasuk negara eksportir pisang dunia setelah setelah India (30.460.000 ton), India (11.655.700) dan Indonesia (7.280.659).
Cuma lagi-lagi publik menganggap pernyataan Ma’ruf tidak penting untuk saat ini. Karena saran Ma’ruf itu sudah banyak ditulis dan bertebaran di sejumlah rubrik media daring. Mereka pun tahu pisang apa saja yang bernilai gizi tinggi sampai pisang warna apa yang rendah gula dan tinggi gula. Informasi itu melimpah di internet.
Publik tidak menginginkan saran memasak metode rebus dan kukus serta manfaat pisang dari politikus tetapi publik menginginkan kebijakan pemerintah memihak rakyat. Sehingga ekonomi rakyat kecil kehidupannya terangkat dan memiliki daya beli tinggi sehingga dapat membeli makanan bergizi. Ujungnya dapat membantu pemerintah untuk mengurangi angka stunting.
Satu-satunya hikmah dari isu pisang itu publik tidak khawatir, ternyata Wapres Ma’ruf Amin masih ada, sehat dan afiat. Karena selama ini publik menganggapnya, Wapres itu antara ada dan tiada.