Diare bisa sebabkan dehidrasi
Diare bisa menyebabkan dehidrasi yakni suatu kondisi tubuh kekurangan cairan. Pada saat diare, balita akan sering BAB (Buang Air Besar) dan tinjanya lebih cair dari biasanya. Pada saat itu tubuh kehilangan cairan dan elektrolit keluar bersama tinja.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan ASI dalam jumlah banyak. Bagi bayi susu formula, ibu bisa memberikan oralit. Larutan yang mengandung natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat ini sangat penting tapi sering dilupakan.
“Jadi yang harus ada di kotak obat adalah oralit,” kata Anastasia.
Dosis oralit yang diberikan adalah 5 mili dikali dengan berat badan anak. Jadi jika si kecil memiliki berat badan 10 kilogram, oralit yang diberikan sebesar 50 mili. Berikan setelah anak BAB.
“Kasih dia oralit setiap sehabis mencret. Begitu seterusnya sampai diare berhenti,” ucapnya.
Selain oralit, ibu juga bisa memberikan zinc. Namun pemberian zinc dilakukan jika setelah diberi oralit tidak sembuh, BAB disertai darah, muntah dan anak menunjukkan dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi pada anak adalah anak gelisah atau rewel, tampak lemas dan tak sadarkan diri, rasa haus yang berlebihan (terlihat saat minum), frekuensi buang air kecil yang sedikit dan warna urin sangat pekat.
Lalu bibir dan lidah kering, mata cekung dan tidak keluar air mata saat menangis. “Kalau dehidrasinya berat, anak malah tidak mau diberi minum,” tuturnya.
Apabila anak mengalami tanda – tanda seperti ini para ibu perlu waspada. Sebab dehidrasi merupakan kondisi kegawatan. Jika tidak ditangani dengan baik dampaknya sangat berbahaya. Tekanan darah dan pasokan oksigen bisa turun, terjadi ketidakseimbangan elektrolit, natrium rendah bahkan kejang – kejang.
Dehidrasi juga menyebabkan kalium rendah yang memicu henti jantung. Baik dalam kondisi ringan, sedang, maupun berat, dehidrasi bisa berdampak pada semua organ tubuh.
“Sebaiknya langsung di bawa ke dokter, jika anak menunjukkan tanda – tanda dehidrasi,” tutupnya. []