Namun, tidak demikian dengan luka akibat lisan.
Ia tidak membekas di kulit, tetapi ia tidak dapat dilupakan.
Luka fisik mungkin bisa sembuh dengan perawatan medis, tetapi luka hati akibat perkataan yang menyakitkan sering kali membekas dalam ingatan seseorang seumur hidup.
Banyak orang yang mengalami trauma, kehilangan kepercayaan diri, bahkan kehilangan persahabatan karena kata-kata yang tidak dijaga.
Cara Menjaga Lisan
Mengingat begitu besarnya dampak lisan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaganya:
1. Berpikir Sebelum Berbicara
Sebelum mengucapkan sesuatu, pastikan bahwa perkataan kita tidak menyakiti orang lain. Jika ragu apakah sesuatu itu baik atau buruk, lebih baik diam.
2. Berbicara yang Baik atau Diam.
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa berbicara harus membawa manfaat, bukan sekadar asal bicara.
3. Menghindari Ghibah dan Fitnah
Salah satu dosa besar yang berkaitan dengan lisan adalah ghibah (menggunjing) dan fitnah. Allah Swt menyamakan ghibah dengan memakan daging saudaranya sendiri yang telah mati (QS. Al-Hujurat: 12).
وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
4. Menjaga Nada Bicara
Terkadang bukan hanya kata-kata yang bisa menyakiti, tetapi juga nada bicara. Menggunakan nada yang lembut dan tidak bernada tinggi dapat menghindari kesalahpahaman.
5. Berzikir dan Memohon Ampunan Allah
Agar lisan tetap terjaga, perbanyaklah berzikir dan memohon ampun kepada Allah Swt. Zikir akan membersihkan hati dan menjauhkan kita dari kebiasaan berbicara buruk.
Nasehat Imam Syafi’i tentang lisan adalah pengingat bagi kita bahwa setiap kata yang diucapkan memiliki dampak besar. Lisan bisa menjadi jalan menuju kebaikan atau justru menghancurkan diri sendiri.
Oleh karena itu, menjaga lisan adalah kewajiban setiap muslim. Dengan berbicara yang baik, menjauhi ghibah dan fitnah, serta selalu berpikir sebelum berbicara, kita bisa selamat dari bahaya lisan.