Scroll untuk baca artikel
Blog

Pemulihan Ekonomi Belum Terjadi

Redaksi
×

Pemulihan Ekonomi Belum Terjadi

Sebarkan artikel ini

Kedua, kondisi ketenagakerjaan. Jumlah pengangguran terbuka meningkat dari 7,10 juta orang (Agustus 2019) menjadi 9,77 juta orang (Agustus 2020). Hanya menurun menjadi 9,10 juta orang pada Agustus 2021. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) naik dari 5,28% pada Agustus 2019 menjadi 7,07% pada Agustus 2020. Hanya menurun menjadi 6,49% pada Agustus 2021.

Proyeksi IMF atas TPT Indonesia akan mencapai 5,30% pada tahun 2025 atau masih sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2019. Baru pada tahun 2026 mencapai 5,20%. Apalagi jika diperhitungkan laju penurunan rata-rata lima tahun terakhir sebelum pandemi, yang seharusnya berlanjut.

Masalah ketenagakerjaan yang serius bukan hanya pada TPT. Contohnya jumlah pekerja tidak penuh atau mereka yang bekerja di bawah 35 jam seminggu yang meningkat dari 36,54 juta orang (Agustus 2019) menjadi 46,43 juta orang (Agustus 2020). Dan masih meningkat menjadi 46,79 juta orang pada Agustus 2021.

Contoh lain adalah data jumlah pekerja keluarga atau tidak dibayar. Mereka yang bekerja membantu orang lain atau keluarga namun tidak dibayar dicatat oleh BPS sebagai bekerja. Akibat pandemi, jumlahnya meningkat dari 14,76 juta orang pada Agustus 2019 menjadi 18,32 juta orang pada Agustus 2020. Hanya sedikit menurun menjadi 17,93 juta orang pada Agustus 2021.

Ketiga, kondisi kemiskinan. Jumlah penduduk miskin melonjak dari 24,79 juta orang pada September 2019 menjadi 27,55 juta orang pada September 2020. Dan nyaris tidak berkurang pada Maret 2021 yang sebanyak 27,54 juta orang. Tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin pun masih bertahan sebesar 10,13% pada Maret 2021.

Sayangnya, BPS tidak memublikasi data tentang jumlah penduduk miskin menurut statusnya. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2019, BPS menyajikan data tentang mereka yang tergolong Hampir Miskin (HM) dan Rentan Miskin Lainnya (RML). Jumlah penduduk miskin ditambah HM dan RML pada tahun 2019 mencapai 92 juta orang. Kuat dugaan, kelompok HM dan RML ini meningkat pesat karena dampak pandemi.

Keempat, kondisi kredit perbankan. Laju kredit perbankan mengalami kontraksi pada tahun 2020, dan masih berlanjut hingga Juni 2021. Baru mulai sedikit menggeliat atau tumbuh di kisaran 1% (y-on-y) selama beberapa bulan terakhir. Laju kredit perbankan sebelum pandemi antara lain sebagai berikut: 6,08% (2019), 11,75% (2018), 8,24% (2017), 7,87% (2016), 10,44% (2015), 11,58% (2014). Bahkan, di atas 20% pada periode 2010-2013.  

Kelima, kondisi penjualan riil, yang datanya antara lain disajikan oleh hasil survei Penjualan Eceran dari Bank Indonesia. Indeks penjualan riil (IPR) beberapa bulan terakhir memang membaik namun masih berfluktuasi. IPR pada September 2021 sebesar 189,5 turun dari Agustus 2021 yang sebesar 192,5. Masih jauh lebih rendah dari Desember 2019 yang mencapai 235,1.