Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Perspektif Adib Achmadi

Pendidikan itu Bernama ‘Taman Siswa’

:: Adib Achmadi
13 Mei 2022
dalam Perspektif Adib Achmadi
taman siswa

Perguruan Taman Siswa/Foto: Grid.id

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Posisi guru/pengajar, dalam konsep ‘Taman Siswa’ memiliki sifat among. Yakni membimbing siswa penuh kasih sayang serta menjaga agar tetap berada dalam radius pembelajar yang penuh keriangan

TAMPAKNYA sederhana sekali, ketika kehidupan pendidikan itu disebut Ki Hajar Dewantoro sebagai taman, ‘taman siswa’.  Kata taman itu menggambarkan suatu tempat yang asri, teduh, yang siapapun berada didalamnya merasa riang gembira, tahan berlama lama dan rindu untuk kembali.

Begitulah iklim pendidikan semestinya. Denyutnya seperti berada disebuah taman, baik dalam arti sesungguhnya maupun nuansanya.  Seluruh warga sekolah, utamanya siswa, merasakan ‘nafas taman’ sejak memasuki area sekolah dan dilanjut pada seluruh aktifitas yang ada di sekolah hingga mereka keluar meninggalkan sekolah dengan membawa rasa rindu untuk segera kembali esok hari.

Bagi siswa, belajar adalah keriangan ‘bermain main’.  Mereka mendapat pengetahuan seperti memperoleh stimulus yang menggairahkan untuk mencari yang lebih banyak lagi dan selalu merasa kurang. 

Di taman itu, siswa bermain main untuk ‘mencari’ dan ‘menemukan’ dengan penuh antusias seperti tak kenal lelah. Belajar seperti ‘elan bermain’ yang tak pernah terpuaskan.

BACAJUGA

Tanggung Jawab Sosial

Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial (Bagian 2)

12 Mei 2022
Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial

Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial (Bagian 1)

11 Mei 2022

Posisi guru/pengajar, dalam konsep ‘Taman Siswa’ memiliki sifat among. Yakni membimbing siswa penuh kasih sayang serta menjaga agar tetap berada dalam radius pembelajar yang penuh keriangan. Guru bukan semata ‘pemberi materi’  yang selalu berada di depan kelas dan memberi contoh contoh.

Pada saat yang sama, guru  juga berposisi sebagai teman belajar siswa yang saling memberi dan sama sama ‘mencari dan menemukan’. Sementara dari belakang, keberadaan guru adalah pemberi semangat dan dorongan agar seluruh dinamika sekolah tumbuh dan berkembang.

Gambaran sekilas pendidikan sebagai taman siswa menjadikan sekolah terasa lebih manusiawi dan alamiah.  Sekolah adalah wahana yang bukan hanya tempat mencari ilmu tapi juga mekarnya kejiwaan manusia. 

Pada posisi ini ide taman siswa menjadi relevan dan akan selalu relevan pada kondisi apapun. Hal ini karena subyek dan obyek pendidikan adalah manusia sehingga iklim dan dinamika yang  manusiawi adalah habitat yang tepat untuk penyelenggaraan pendidikan.

Hari ini ide taman siswa masih menjadi ‘mimpi indah’ dan jauh panggang dari api, meski kelahirannya sudah jauh di masalalu. Dinamika pendidikan saat ini lebih dekat pada suasana pabrik yang mekanistis dan penuh keteraturan. Sekolah menjadi seperti wajah perusahaan tempat orang bekerja dengan ritme rutinitas.

Siswa dan guru melakukan hal yang sama tiap hari, menjalan aktifitas rutin dan berulang. Sebagian orang menganggap sekolah semacam ini tak lebih sebuah penjara, di mana siswa dikurung dalam sebuah bangunan, ruang geraknya terbatas dan hanya menunggu instruksi. Ekspresi kegembiraan terlihat pada saat suara lonceng kepulangan berbunyi dan pengumuman liburan yang disambut layaknya pesakitan mendapatkan kebebasan.

Suatu keprihatinan yang mendalam, ketika banyak sekolah sekolah kita seperti itu.  Lembaga pendidikan kita bukan sekolahnya manusia yang seharusnya tumbuh secara manusiawi. Sedikit banyak mental siswa dalam suasana semacam ini akan alami gangguan, atau setidaknya mereka tumbuh tidak secara penuh sebagaimana seharusnya. 

Banyak potensi yang mereka miliki tidak mendapat ruang berkembang pada usia yang paling memungkinkan. Dan bertahun tahan tahun lamanya anak anak kita merasakan keadaan seperti itu dan belum ada tanda tanda akan terjadi perubahan. 

Menjadi lebih ironik dan dramatis, kalau tidak boleh dibilang tragedi, di tengah iklim pendidikan yang kurang memberi ruang tumbuh manusiawi, prestasi pendidikan kita dalam kancah dunia juga terpuruk dalam urutan bawah.

Sekitar 20 tahun ke belakangan, prestasi pendidikan kita (versi PISA) selalu menempatkan prestasi pendidikan Indonesia berada pada papan bawah untuk literasi, sain dan matematika.  Pendidikan seperti tidak mendapat apa apa baik dari sisi prestasi maupun sisi manusiawi.

Terlepas dari capaian prestasi, Taman Siswa sebagaimana yang digagas Ki Hajar Dewantoro, perlu menjadi wajah dan elan pendidikan kita. Kita mesti bergerak ke sana. [Luk]

Editor: Lukni
Topik: PendidikanTaman Siswa
Adib Achmadi

Adib Achmadi

Praktisi pendidikan, tinggal di Slatri, Brebes

POS LAINNYA

jalan membangun ekonomi kerakyatan
Perspektif Adib Achmadi

Jalan Membangun Ekonomi Kerakyatan

19 Mei 2022
Menggugat Sistem Sekolahan
Perspektif Adib Achmadi

Menggugat Sistem Sekolahan

11 Mei 2022
masa depan pendidikan
Perspektif Adib Achmadi

Lonceng Kematian dan Masa Depan Pendidikan

13 April 2022
membangun mental pembelajar
Perspektif Adib Achmadi

Pembelajar: Agenda Pendidikan yang Terlewat

8 April 2022
gawai pendidikan anak
Perspektif Adib Achmadi

Gawai dan Pendidikan Anak

7 April 2022
sekolah konvensional
Perspektif Adib Achmadi

Sekolah Konvensional vs Sekolah Digital dan Masa Depan Pendidikan

5 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
arti agama tentatif

Apa itu Agama Tentatif, Indonesia Mengakui 6 Agama

Dukung Target Net Zero Emission, Transjakarta Jajaki Penerbitan Green Bond di London Stock Exchange

Dukung Target Net Zero Emission, Transjakarta Jajaki Penerbitan Green Bond di London Stock Exchange

TRANSLATE

TERBARU

ekspor beras DKI Jakarta

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
berharaplah kepada allah

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

20 Mei 2022

SOROTAN

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

:: Yayat R Cipasang
16 Mei 2022

Kasus Ruhut Sitompul

Selengkapnya
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

11 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

1 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang