Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Pendiri Tarekat Syadziliyah, Syekh Asy-Syadzili Sosok Sufi Kaya dan Hidup Mewah

Redaksi
×

Pendiri Tarekat Syadziliyah, Syekh Asy-Syadzili Sosok Sufi Kaya dan Hidup Mewah

Sebarkan artikel ini

“Saya melihat sesuatu yang berkebalikan antara apa yang Syekh sampaikan di majelis dengan apa yang saya lihat dalam kehidupan mewah Syekh,” jawabnya.

Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili hanya bisa tersenyum, lalu berkata:

Saya akan menjawab kegelisahanmu wahai muridku. Tetapi, sebelum itu, saya ingin mengajakmu untuk berkeliling kota mengendarai kereta kuda.

“Syaratanya engkau pengangi cawan berisi air dan jangan sampai tumpah hingga perjalanan kita kembali kerumah,” pinta Syekh.

Singkat cerita, keduanya berkeliling kota. Sesampainya kembali di rumah, Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili lalu bertanya kepada muridnya itu.

“Bagaimana perjalananmu? Apakah engkau melihat indahnya istana raja?”

“Bagaimana asyiknya pertunjukan-pertunjukan yang ditampilkan di taman-taman indah tadi?”

“Atau barang-barang yang dijajakan di pinggir jalan. Apakah melihatnya?”

Sang murid menjwab, “Bagaimana saya bisa melihat dan menikmati semua itu, Syekh?”

“Sepanjang perjalanan, saya hanya memperhatikan cawan ini dan berupaya agar air yang ada di dalamnya tidak tumpah,” jawab Sang Murid.

Lantas Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili berkata:

“Demikian pula saya, perhatianku hanya tertuju kepada Allah Swt, seperti halnya perhatianmu pada air yang ada pada cawan itu. Keindahan dan kemegahan duniawi apapun tidak memalingkanku dari-Nya.”

Jadi apa yang tampak itu baik berupa harta, tahta, kemewahan semua hanya amanah dari Allah Swt. Amanah itu harus ditunaikan dengan cara mengelolanya dengan baik dan benar.

“Anda boleh memilikinya, tapi jangan sampai dikuasainya,” kata Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili.

Lalu Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili melanjutkan, “Harta boleh di tangan, tetapi jangan sampai melekat dan bersemayam di dalam hati.”