Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Penyebab Harapan Hidup Masyarakat di Indonesia Menurun

Redaksi
×

Penyebab Harapan Hidup Masyarakat di Indonesia Menurun

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Setiap orang memiliki harapan untuk hidup lebih lama. Menurut data Woldometer, Indonesia berada di peringkat 122 dari 193 dibawah Venezuela untuk harapan hidup di dunia.

Berdasarkan jenis kelamin, perempuan (74.64) memiliki harapan hidup lebih tinggi dibandingkan laki-laki (70.12).

Harapan hidup menurun terjadi karena berbagai faktor termasuk diantaranya penyakit. Dikutip dari worldlifeexpectancy.com, berikut ini, lima penyebab utama kematian di tanah air, yaitu:

  1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner di Indonesia sebanyak 318.820 jiwa atau 18,73% dari jumlah kematian. Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan penyakit ini antara lain rokok, diabetes, thrombosis, tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, dan lainnya. PJK umumnya ditandai dengan rasa nyeri di dada (angina) selama lebih dari 20 menit yang disertai dengan keringat dingin, mual, dan nyeri.

Untuk mencegah PJK yaitu dengan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, rajin berolahraga, menjaga berat badan, berhenti merokok, dan meminimalisir stress. Ditambah juga dengan mengontrol kadar gula darah, kolesterol, serta tekanan darah.

  1. Stroke

Indonesia menempati urutan ke-7 di dunia dengan jumlah kematian tertinggi akibat stroke sebanyak 252.473 jiwa. Dikutip dari halodoc, faktor risiko stroke antara lain faktor kesehatan (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, penyakit jantung, gangguan tidur, dan pernah mengalami serangan jantung sebelumnya), faktor gaya hidup (merokok, kurang gerak, mengonsumsi obat terlarang, dan kecanduan alkohol), serta faktor keturunan dan bertambahnya usia.

Adapun gejala utama dari stroke yang dapat dikenali ialah salahsatu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampunya tersenyum akibat mulut atau mata terkulai, lengan tidak dapat diangkat karena lemas atau mati rasa, dan ucapan tidak jelas, kacau, bahkan tidak mampu berbicara sama sekali walaupun penderita terlihat dalam kondisi sadar. Untuk mencegah stroke dapat dilakukan dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, serta berhenti merokok.

  1. Tuberculosis (TBC)

Jumlah kematian akibat TBC di tanah air mencapai 110.447 jiwa atau rata-rata 6,49% dari jumlah kematian. Penyakit ini merupakan penyakit menular melalui batuk atau bersin mengeluarkan air liur. Kelompok orang yang berisiko tertular TBC ialah orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, orang kekurangan gizi, pecandu narkoba, perokok, serta petugas medis yang menangani pengidap TBC.

Umumnya, pengidap TBC mngalami gejala batuk berdahak selama lebih dari dua minggu. Kadang kala, dahak berwarna seperti karat atau batuk darah. Selain itu pengidap TB juga akan kehilangan nafsu makan dan berat badannya menurun disertai demam, keringat di malam hari, dan kelelahan. Untuk mencegahnya, langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Vaksin ini biasanya diperoleh saat bayi berusia tiga bulan. Meski begitu, bagi yang belum menerimanya, dapat memperoleh vaksin tersebut. Akan tetapi, efektivitas vaksin ini menurun pada orang dewasa.

  1. Diabetes Mellitus

Penyakit ini memiliki persentase 6,04 persen jumlah kematian di Indonesia atau sebanyak 102.800 jiwa. Penyakit ini terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah terlalu tinggi dan tidak dapat diubah menjadi energi. Sehingga glukosa tersebut menetap di dalam darah.

Adapun faktor risiko tertingga untuk penyakit ini ialah keturunan. Kemudian faktor usia, autoimun, resistansi insulin (kebal terhadap insulin), dan kondisi medis tertentu seperti Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS). Selain itu terlalu banyak mengonsumsi gula juga memengaruhi. Khususnya, di Indonesia, nasi memiliki kadar gula yang tinggi. Namun, bukan makan namanya jika tanpa nasi. Dehidrasi, terlalu banyak makan garam, dan jarang bergerak juga dapat berisiko mengidap diabetes mellitus.