Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Permakultur, Adab dan Gaya Hidup Kembali Ke Alam

Redaksi
×

Permakultur, Adab dan Gaya Hidup Kembali Ke Alam

Sebarkan artikel ini

Permakultur dapat  diartikan sebagai permanen agrikultur yaitu mengelola  pertanian dan peternakan  secara berkelanjutan  dengan mejaga atau memperbaiki  kualitas alam

BARISAN.CO – Kepedulian terhadap lingkungan hidup kini menjadi gaya hidup, seiring dengan kondisi alam yang tidak mulai ramah dengan manusia. Salah satu filsafat hidup pertanian yang berkelanjutan yakni sistem permakultur.

Permakultur atau permaculture adalah sebuah pertanian permanen yang menggabungkan berbagai komponen pengetahuan ekologis untuk menata dan memelihara ekosistem pertanian produktif. Sistem ini merupakan proses kolaborasi desain produksi yang saling berhubungan dengna cara pemanfaatan teknologi tepat guna dan ramah terhadap lingkungan.

Dikutip dari Buku Panduan untuk Permakulur Menuju Hidup Lestari, bahwasanya secara umum permakultur dapat  diartikan sebagai permanen agrikultur yaitu mengelola  pertanian dan peternakan  secara berkelanjutan  dengan mejaga atau memperbaiki  kualitas alam; dan  permanen – kultur yaitu melestarikan,  mendukung dan  bekerjasama dengan  budaya dan lingkungan  setempat.

sistem permakultur
Foto: Memulai permakultur dari rumah

Latar belakang sistem ini dilandasi berbagai persoalan terhadap bumi khususnya lingkungan. Seperti lingkungan sudah tidak ramah terhadap manusia sehingga beragam bencana sering muncul tiba-tiba, seperti air rob, banjir bandang maupun tanah longsor.

Selain itu kesadaran manusia mewariskan kepada generasi mendatang berupa lingkungan yang baik dan harmonis antara manusia dan alam. Pola kesadaran inilah yang menjadi cikal bakal atau latar belakang dari sistem permakultur.

Lantas apa tujuan dari pemakultur? Sebagaimana latar belakang sistem ini yang bertujuan terjadinya harmonisasi alam dengan manusia. Maka tujuan permakultur ada beragam; Pertama,memahami etika terhadap alam sehingga terjalin harmonisasi antara manusia dan bumi.

Kedua, mewariskan generasi mendatang bahwasanya alam inilah yang memberikan kehidupan, maka rawatlah dengan penuh kesadaran lingkungan. Ketiga, mempu memanfaatkan lahan yang tidak tepat guna menjadi lebih bermanfaat.

Keempat, penataaan lahan tanpa mengkesampingkan fungsi lahan sehingga terjadi kolaborasi yang lebih bermanfaat yang bertujuan agar lahan lebih produktif. Kelima, sistem yang tanpa mengkesampingkan awal lahan yakni pertanian permanen sehingga mampu menciptakan sistem pertanian yang ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan untuk generasa mendatang.

Sesungguhnya sistem ini berusaha mewujudkan tata kelola pertanian yang lebih bermanfaat sehingga mampu membangun kesejahteraan dengan usaha sadar akan pentingnya menjaga dan merawat alam.

Sistem permakultur merupakan sistem pendekatan holistik yang saling berkolaborasi, sistem ini telah diperkenalkan awal tahun 1970-an oleh Bill Mollison dan Dahid Holmgren. Kemudian mulai merambah ke beberapa Negara termasuk di Indonesia.

Dikutip dari buku Memulai Permakultur dari Rumah yang ditulis Tim Lumbung Kampung Nuswatara, bahwasanya pemakultur memiliki tiga adab. Adapun tiga adab tersebut yakni, Pertama, adab kepada bumi, Kedua, adah kepada manusia dan Ketiga, menentukan batas diri dan berbagi berkah.

Adab adalah bukan sekedar sopan santun. Adab  merupakan etika yang adiluhung, membuahkan akhlak (budi pekerti). Adab adalah rasa hormat, rasa  peduli, rasa kasih sayang, berinteraksi dan terlibat.

Rasulullah Saw bersabda:

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء

Artinya: “Jadilah penyayang,a akan disayangi sang Maha pengasih (Ar-Rahman). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidzi).