Permakultur dapat diartikan sebagai permanen agrikultur yaitu mengelola pertanian dan peternakan secara berkelanjutan dengan mejaga atau memperbaiki kualitas alam
BARISAN.CO – Kepedulian terhadap lingkungan hidup kini menjadi gaya hidup, seiring dengan kondisi alam yang tidak mulai ramah dengan manusia. Salah satu filsafat hidup pertanian yang berkelanjutan yakni sistem permakultur.
Permakultur atau permaculture adalah sebuah pertanian permanen yang menggabungkan berbagai komponen pengetahuan ekologis untuk menata dan memelihara ekosistem pertanian produktif. Sistem ini merupakan proses kolaborasi desain produksi yang saling berhubungan dengna cara pemanfaatan teknologi tepat guna dan ramah terhadap lingkungan.
Dikutip dari Buku Panduan untuk Permakulur Menuju Hidup Lestari, bahwasanya secara umum permakultur dapat diartikan sebagai permanen agrikultur yaitu mengelola pertanian dan peternakan secara berkelanjutan dengan mejaga atau memperbaiki kualitas alam; dan permanen – kultur yaitu melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat.
Latar belakang sistem ini dilandasi berbagai persoalan terhadap bumi khususnya lingkungan. Seperti lingkungan sudah tidak ramah terhadap manusia sehingga beragam bencana sering muncul tiba-tiba, seperti air rob, banjir bandang maupun tanah longsor.
Selain itu kesadaran manusia mewariskan kepada generasi mendatang berupa lingkungan yang baik dan harmonis antara manusia dan alam. Pola kesadaran inilah yang menjadi cikal bakal atau latar belakang dari sistem permakultur.
Lantas apa tujuan dari pemakultur? Sebagaimana latar belakang sistem ini yang bertujuan terjadinya harmonisasi alam dengan manusia. Maka tujuan permakultur ada beragam; Pertama,memahami etika terhadap alam sehingga terjalin harmonisasi antara manusia dan bumi.
Kedua, mewariskan generasi mendatang bahwasanya alam inilah yang memberikan kehidupan, maka rawatlah dengan penuh kesadaran lingkungan. Ketiga, mempu memanfaatkan lahan yang tidak tepat guna menjadi lebih bermanfaat.
Keempat, penataaan lahan tanpa mengkesampingkan fungsi lahan sehingga terjadi kolaborasi yang lebih bermanfaat yang bertujuan agar lahan lebih produktif. Kelima, sistem yang tanpa mengkesampingkan awal lahan yakni pertanian permanen sehingga mampu menciptakan sistem pertanian yang ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan untuk generasa mendatang.