KEGIATAN yang baik itu biasanya juga memberi ide perbuatan baik lainnya, demikian pula hari itu di tanggal 27 Desember 2019 waktu itu ada kegiatan Penanaman pohon Tin RPTRA Amir Hamzah, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat. Di sela sela acara Pak Lurah Pegangsaan waktu itu yakni Pak Parsio terlibat pembicaraan dan Kasie Ekonomi Pembangunan Abd. Malik Raharusun dengan Ahmad Sholih, Kabid Pendistribusian Pendayagunaan BAZIS (BAZNAS PROV DKI JAKARTA).
Pak Lurah melihat masalah di LOKSEM (Lokasi Sementara) di depan Masjid Jami Matraman yang relatif kotor dan semrawut, apalagi ada tempat sampah di dekat WC yang ini tentu kurang bagus untuk Masjid dan lingkungan nya, lalu bertanya kepada Pak Sholih apakah ada program untuk itu yang kemudian dijawab bahwa memang BAZIS punya program “Saudagar Tangguh” yang mungkin bisa cocok untuk di terap kan di lokasi tersebut.
Akhir tahun itu, untuk pertama kalinya dalam 154 tahun dan sejak dicatat BMKG pada banjir di Jakarta 1996. Curah hujan di Jakarta pada pergantian tahun 2019 ke 2020 menunjukkan rekor tertinggi, mencapai 377 mm/hari. Beberapa tempat di Jakarta terdampak banjir sehingga pembicaraan terjeda.
Selang kurang dari dua bulan kemudian Pak Lurah dan Kasie Ekonomi berkunjung ke kantor di ruang waka II bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, kali ini sudah ada daftar nominatif dan asesmen awal dari kelurahan yang bisa menjadi dasar kami berdiskusi hari itu dan melakukan pendalaman survei. Beberapa catatan mengenai kondisi ekonomi dan kesediaan mereka untuk melakukan perubahan serta ada tidaknya kepemimpinan dalam komunitas di situ menjadi bahan catatan untuk di tindak lanjuti dari hasil pertemuan tersebut.
Pertengahan tahun 2020 seluruh kajian sudah kami lakukan dan desain tempat telah dibuat. Dalam desain yang indah itu ada beberapa gagasan yakni, menjadikan kawasan ini menjadi terintegrasi dan menjadi penguat posisi historis dari Masjid Jami sehingga dibuat menjadi “halaman” Masjid. Bahkan pada kesempatan tertentu dapat pula di manfaatkan menjadi bagian dari masjid oleh karena itu semua orientasi di sesuai kan dengan arah kiblat.
Karena dalam sejarah nya Masjid Jami Matraman ini menjadi penanda bahwa dahulu pasukan Mataram yang hendak menyerang Batavia pada tahun 1600 an pernah membangun kekuatan di sini, maka harus menguatkan unsur kesejarahan itu, tapi juga harus meletakkan dalam perspektif masa depan. Maka dibuat dengan menghadirkan logo yang sangat Mataram akan tetapi elemen-elemen visual kaki lima seperti gerobak dan tenda sebagai bentuk PKL di perkotaan dijadikan sebagai bentuk dasar dan sekaligus menjadi sclupture.
Dalam desain baru ini elemen sungai di letakkan pada posisi utama sehingga para pengunjung akan menghadap ke sungai dan menikmati keindahan sungai.
Dalam desain tersebut orientasi para PKL akan berubah dari semula setiap pedagang bertanggung jawab pada satu tenda tempat usahanya menjadi masing-masing di dalam area tersebut harus saling dapat bekerjasama dalam satu kawasan.
Perubahan-perubahan yang sangat mendasar itu membuat kami agak lama mempertimbangkan apakah akan di teruskan ataukah tidak. Alhamdulillah, dalam beberapa kali pertemuan dengan team BAZIS, masyarakat menunjukkan antusiasme untuk berubah dan berkehendak mengatur diri dalam suatu organisasi yang kemudian disepakati akan berbentuk koperasi dengan pengurus berasal dari para penerima manfaat yakni Zainal Susanto dan Kholid (badan hukum resmi dalam proses)
Keberadaan kelembagaan ini untuk memastikan bahwa mereka siap untuk program strategis dalam jangka panjang dan memiliki struktur yang jelas untuk secara bersama-sama menolong diri mereka sendiri. Atas dasar itulah penganggaran Bazaar Kuliner BAZIS Matraman pada tahun 2022 ditetapkan.