Tampak bahwa nilainya jauh lebih rendah dari rata-rata seluruh sektor atau lapangan usaha. Sebagai perbandingan, dapat diinformasikan data upah atau pendapatan bersih beberapa sektor lainnya. Di antaranya adalah: Industri Pengolahan (Rp2,54 juta), Pertambangan dan Penggalian (Rp3,82 juta), Jasa Keuangan dan Asuransi (Rp4,14 juta).
Di antara 39,22 juta pekerja di sektor pertanian tadi terdapat mereka yang secara status disebut berstatus pekerja bebas di pertanian sebanyak 5,92 juta orang. Jumlahnya bertambah 640 ribu orang dari Agustus 2019 yang sebanyak 5,28 juta orang. Pekerja dengan status ini pada umumnya merupakan buruh tani.
Upah nominal harian buruh tani nasional diumumkan oleh BPS mencapai Rp54.650 pada Februari 2020. Sedangkan upah riil yang telah memperhitungkan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (tahun dasar 2018) hanya sebesar Rp52.430. Upah nominal cenderung mengalami kenaikan, sedangkan upah riil cenderung turun. Baik pada data menurut tahun dasar 2012, maupun tahun dasar 2018 yang mulai dipakai untuk data sejak tahun 2019.
Sebagai tambahan informasi, BPS melakukan survei dan memublikasi upah buruh tani secara lebih rinci untuk kondisi Februari dan Agustus. Disajikan data dari lima subsektor pertanian, beserta jenis aktivitasnya.
Pada kondisi Agustus 2020 tampak rata-rata upah nominal di subsektor peternakan lebih rendah dari subsektor pertanian yang lain. Diinformasikan upah menggembala (Rp45.716), upah pemeliharaan (Rp53.912), dan upah mencari rumput (Rp43.956).
Grafik upah bersih sebulan
Sumber data: BPS, diolah.
Selain buruh tani, status pekerja lainnya yang diprakirakan menambah beban sektor pertanian adalah mereka yang termasuk pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar.
Pekerja keluarga/tak dibayar didefinisikan oleh BPS sebagai seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari dua jenis. Pertama, anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar. Kedua, bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar.
Jumlah pekerja keluarga/tidak dibayar pada Agustus 2020 mencapai 18,32 juta orang. Meningkat pesat dibanding Agustus 2019 yang sebanyak 14,76 juta. Besar kemungkinan hal ini juga sebagai dampak pandemi.
Bisa dikatakan, jumlah pengangguran yang “hanya” bertambah 2,67 orang “terbantu” oleh meningkatnya pekerja berstatus ini. Dalam fenomena sehari-hari, banyak keluarga yang mau menampung anggota keluarganya yang kehilangan pekerjaan.