Cuaca menjadi pertimbangan penting bukan tanpa alasan. Pada beberapa contoh, cuaca yang buruk sering kali memicu kesalahan dalam pelaksanaan teknis. Apalagi bila dalam pelaksanaan teknis itu ditemukan prosedur-prosedur ambigu, peraturan yang kompleks, dan kebijakan yang kontradiktif.
“Mengacu sejarah, faktor kegagalan teknis yang dipicu cuaca buruk, yang kemudian tidak mampu diatasi pilot juga pernah terjadi pada kecelakaan pesawat Air France AF-447 di tahun 2009. Pada saat itu, cuaca buruk di lepas pantai Brazil mengakibatkan kegagalan teknis komponen pesawat yang tidak dapat diatasi oleh pilot yang menerbangkannya.” Terang Assiva.
Human Error
Pada gilirannya, pencermatan juga perlu dilakukan dalam menilai ada tidaknya human error dalam kasus ini. Sebab, adalah benar bahwa faktor manusia (human component) merupakan komponen paling kritikal. Dituntut adanya kerja sama selama proses penerbangan berlangsung antara awak kabin, teknisi, pengawas udara, dan lain sebagainya, terutama pilot.
“Pilot adalah sistem pertahanan terakhir dari kesalahan komponen yang lain.” Ujar Assiva Husman.
Sebuah kecelakaan, tegasnya, pasti akan mengandung unsur-unsur lubang kesalahan dari empat faktor tersebut, ataupun kombinasi dari semuanya. Ini merupakan analisis yang umumnya dapat dikemukakan di awal.
Sementara, masyarakat tetap disarankan untuk menunggu hasil investigasi lebih lanjut. Diharapkan pula untuk tidak membawa kasus kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182/SJY-182 ke dalam analisis yang terlalu jauh. [Dmr]