Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Ramai-ramai Pemimpin Dunia Minta Maaf Karena Corona

:: Ananta Damarjati
30 Januari 2021
dalam Tokoh & Peristiwa
Ramai-ramai Pemimpin Dunia Minta Maaf Karena Corona

Dalam sebuah konferensi pers di kantornya, Selasa (26/1), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merasa bersalah atas terus bertambahnya jumlah korban Covid-19 di Inggris. Ilustrasi: AFP/Justin Tallis.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Dunia belum selesai dibuat menderita oleh virus Corona. Secara global, sudah lebih dari 100 juta orang terkonfirmasi positif Covid-19 per Januari 2021. Angka itu tampaknya masih akan terus bertambah ugal-ugalan dalam waktu yang belum dapat ditentukan.

Sejumlah besar negara masih berjuang melewati pandemi gelombang pertama. Sebagian sudah terbebas, tapi kembali menderita karena kemunculan gelombang-gelombang berikutnya.

Negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Brasil, dan Inggris, telah mencatatkan diri sebagai daftar teratas jumlah kasus positif. Tampak, betapa tidak ada satupun pemerintah negara yang siap menghadapi virus ini, baik itu negara maju ataupun negara berkembang.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, bahkan menyatakan permintaan maaf terhadap rakyatnya secara terbuka. Ia mengakui, dan merasa bertanggung jawab, terhadap persebaran pandemi yang makin di luar kendali pemerintahannya.

BACAJUGA

film porno

Ngeri! Menonton Film Porno di Korea Utara Bisa Ditembak Mati

8 Mei 2023
Kesehatan Ratu Elizabeth II

Dokter Istana Ketat Awasi Ratu Elizabeth II yang Kesehatannya Memburuk

9 September 2022

Namun bukan cuma PM Boris Johnson yang melakukan demikian. Berangsur-angsur, para pemimpin dunia mulai secara ksatria menyatakan permohonan maafnya, atas nama kemanusiaan dan hilangnya nyawa rakyat yang seharusnya mereka lindungi.


Boris Johnson

  • Ilustrasi: expressandstar

“Saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang telah hilang dan, tentu saja, sebagai Perdana Menteri, saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah.”

— PM Inggris Boris Johnson, dikutip dari Telegraph.

Dalam satu konferensi pers di kantornya, beberapa hari lalu (26/1), lebih dari sekali PM Boris Johnson mengucap ‘sangat menyesal’. Ia merespons total angka kematian akibat Covid-19 yang pada hari itu mencapai 100 ribu nyawa.

Selain meminta maaf, Boris Johnson juga berjanji mencarikan solusi atas masalah varian baru Covid-19 dan lockdown yang melumpuhkan perekonomian Inggris.


Kim Jong Un

  • Ilustrasi: indianexpress

“Meskipun saya dipercayai tanggung jawab penting memimpin negara ini, dengan menjunjung tinggi perjuangan kamerad Kim Il-sung dan Kim Jong-il, berkat kepercayaan semua orang, upaya dan ketulusan saya belum cukup menyingkirkan rakyat dari kesulitan hidupnya.”

— Pimpinan Korut Kim Jong Un, dikutip dari the Guardian.

Diucapkan di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, dalam sebuah parade peluncuran rudal balistik, pidato maaf Kim Jong Un dibumbui kata-kata tidak menyenangkan seperti ‘tantangan berat’, ‘cobaan tak terhitung jumlahnya’, dan ‘bencana yang belum pernah terjadi’.

Sekali ia tertangkap menyeka air mata. Kim Jong Un tampak sangat emosional saat meminta maaf atas kegagalannya membimbing negara melalui masa-masa sulit yang diperburuk oleh wabah virus Corona.


Yoshihide Suga

  • Ilustrasi: REUTERS/Carl Court

“Adalah tugas pemerintah untuk menetapkan sistem kesehatan yang dapat memastikan tidak satupun warga yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Sebagai orang yang bertanggung jawab (atas tugas pemerintah) saya meminta maaf.”

— PM Jepang Yoshihide Suga, dikutip dari NHK.

Perdana Menteri Yoshihide Suga menyatakan permintaan maafnya atas kegagalan pemerintah Jepang memberikan layanan kesehatan dan perawatan medis yang memadai ketika Jepang dihadapkan gelombang ketiga penularan Corona.

Suga, di hadapan parlemen, (26/1), menyatakan itu setelah seorang oposisi mengkritik banyaknya pasien corona meninggal tanpa mendapat perawatan akibat rumah sakit penuh. Beberapa nyawa bahkan tidak tertolong saat sedang dilarikan ke rumah sakit.


Scott Morrison

  • Ilustrasi: ABC Australia

“Pada hari-hari ketika sebuah sistem gagal, pada hari-hari ketika harapan-harapan tidak terpenuhi, saya sangat menyesal tentang hal itu, tentu saja … Setiap orang yang terlibat proses dalam mencoba memenuhi harapan tersebut sama-sama menyesal.”

— PM Australia Scott Morrison, dikutip dari ABC Australia.

Pernyataan sesal PM Morrison diutarakan sekitar Agustus 2020, saat banyak lansia Australia meninggal lebih cepat sebab virus Corona.

Dari total kematian sebanyak 375 yang ada pada saat itu, 200 di antaranya adalah lansia.


Reuven Rivlin

  • Ilustrasi: Times of Israel

“Saya menyadari bahwa kami belum banyak melakukan apa-apa sebagai pemimpin yang pantas mendapat perhatian Anda. Anda percaya kami, dan kami mengecewakan Anda.”

— Presiden Israel Reuven Rivlin, dikutip dari Times of Israel.

Dalam pidatonya itu (15/9/2020), Rivlin mengaku memahami kecemasan yang dirasakan warga Israel akibat penerapan lockdown kedua kalinya. Namun, saat itu Israel telah sampai pada 5.523 kasus baru dalam sehari, dan Rivlin menyatakan permohonannya untuk bersama-sama di rumah saja.

Rivlin juga meminta maaf karena sempat melanggar protokol kesehatan berkerumun. Ia kedapatan merayakan Hari Paskah bersama salah satu putrinya saat penerapan jam malam yang ketat di Israel.


Andrej Babis

  • Ilustrasi: AFP/M. Cizek

“Saya minta maaf atas pembatasan yang akan berdampak pada kehidupan pemilik bisnis, warga negara, karyawan. Saya juga minta maaf karena secara de facto mengesampingkan kemungkinan hal ini terjadi karena saya tidak dapat membayangkan hal ini akan terjadi.”

— PM Republik Ceko Andrej Babis, dikutip dari CNN.

Babis mengakui bahwa dia dan pemerintahnya telah melakukan kesalahan dalam menangani wabah. Ia memohon kepada orang-orang untuk mengikuti aturan penguncian yang ketat.

Hari itu, 22 Oktober 2020, Ceko mulai membatasi pergerakan masyarakat dan menutup layanan dan toko yang tidak penting hingga 3 November 2020.


Angela Merkel

  • Ilustrasi: AFP/Tobias Schwarz

“Maaf, saya benar-benar minta maaf dari lubuk hati saya. Jika harga yang kita bayar adalah 590 kematian sehari maka itu, menurut saya, tidak dapat diterima … Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk memastikan bahwa tidak lagi mengalami pertumbuhan (angka kematian) eksponensial.”

— Kanselir Jerman Angela Merkel, dikutip dari Newsweek.

Angela Merkel, lewat sebuah pidatonya tanggal Rabu 9 Desember 2020 itu, menginginkan pembatasan keras sampai Natal tiba, setelah jumlah kematian di Jerman mencapai rekor harian hampir 600 orang.

Hari itu, Merkel meneteskan air mata dan tampak emosional ketika mengucap permintaan maafnya. []

Topik: Angela MerkelBoris JohnsonKim Jong UnPemimpin DuniaPeristiwaTokohYoshihide Suga
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Elizabeth Holmes, Kisah “Bidadari” Silicon Valley Pendiri Startup Theranos yang Berakhir di Hotel Prodeo
Tokoh & Peristiwa

Elizabeth Holmes, Kisah “Bidadari” Silicon Valley Pendiri Startup Theranos yang Berakhir di Hotel Prodeo

2 Juni 2023
Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia
Tokoh & Peristiwa

Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia

12 Mei 2023
delima silalahi penerima anugerah lingkungan goldman 2023
Sosok

Delima Silalahi Penerima Goldman Environmental Prize, Gerakan Menanam dan Merestorasi Ekosistem

26 April 2023
Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang
Tokoh & Peristiwa

Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang

22 April 2023
Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo
Sosok

Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo

21 April 2023
Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan
Tokoh & Peristiwa

Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan

21 April 2023
Lainnya
Selanjutnya
Mengerti Utang Pemerintah [Bagian Tiga]

Mengerti Utang Pemerintah [Bagian Tiga]

Doa Khafi

Teks dan Keutamaan Doa Allahul Kafi Robbunal Kafi Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang