Dari ayat tersebut, beliau tidak mengetahui hal-hal yang gaib, karena pengetahuan tentang hal-hal yang gaib hanyalah milik Allah, dan Rasul akan mengetahui kabar gaib sekira Tuhan mengabarkannya.
Karena utamanya, Rasulullah Saw. adalah seorang yang memberi peringatan dan membawa kabar gembira bagi orang-orang beriman.
Jadi serasa aneh kemudian, saya kerap mendapati orang-orang yang merasa sanggup mengetahui hal-hal yang gaib.
Atau, masih saja kita dapati cerita-cerita keluarbiasaan pada diri seorang alim sesudah Nabi Muhammad Saw. hingga kuburannya kerap dikunjungi.
Hal-hal adikodrati yang justru pada diri Rasulullah Saw. sendiri pun tidak terjadi. Masyarakat beramai-ramai mengunjungi kuburan sang “adikodrati” tersebut. Dan hal itu terdapat di banyak kota, terutama di tanah Jawa.
Bukankah itu berarti sama saja bahwa dunia kehidupan ini dikuasai oleh orang-orang yang sudah meninggal? Yang tanpa kejelasan data sejarah yang melingkupi. Yang berbeda 180 derajat dengan Baginda Rasul yang memang akurasi sejarahnya terakui.
Memang, tidak akan menutup kemungkinan bahwa Allah mengaruniai para kekasih-Nya selain Nabi berupa karamah-karamah. Tetapi kedudukan karamah tetaplah di bawah mukjizat yang diperuntukkan kepada para nabi.
Dan Rasul Saw. memiliki banyak mukjizat, tetapi saya sepaham dengan Dr. Husain Mu’nis bahwa mukjizat Baginda Muhammad Saw. yang paling besar adalah kesanggupan beliau menyelesaikan pekerjaan mengubah wajah sejarah hanya dalam waktu 10 tahun di Madinah. [Ardi Kafha]