Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Realisasi Anggaran Pandemi Masih Rendah

Redaksi
×

Realisasi Anggaran Pandemi Masih Rendah

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Belanja Negara hingga akhir Juni 2021 dilaporkan sebesar Rp1.170,13 triliun atau 42,5% dari pagunya yang sebesar Rp2.750,03 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada konferensi pers tentang APBN Kita Juli 2021, Rabu Sore (21/07/2021).

Khusus untuk anggaran penanganan covid dan pemulihan ekonomi nasional, yang kini biasa disebut PEN saja, dilaporkan mencapai Rp277,36 triliun. Datanya merupakan realisasi sampai dengan 16 juli. Dan merupakan 37,2% dari pagunya yang sebesar Rp744,75 triliun.

Berdasar informasi dari Menkeu beberapa hari sebelumnya tentang laporan semester I APBN 2021, realisasi sampai dengan akhir Juni masih sebesar Rp252,3 triliun. Ketika itu merupakan 36,1% dari pagunya ketika masih sebesar Rp699,43 triliun.

Bagaimanapun, penyerapan anggaran PEN tampak lebih rendah dari belanja secara umum. Fakta ini hanya sedikit memperbaiki kondisi realisasi APBN 2020.

Realisasi anggaran PEN per 16 Juli 2021 diinformasikan terdiri dari 5 klaster. Realisasinya masing-masing dari pagunya adalah sebagai berikut: Kesehatan (25,2%), Perlindungan Sosial (43,8%), Program Prioritas (37,7%), Dukungan UMKM dan Korporasi (32%0, dan Insentif Usaha (71,7%).

Khusus klaster kesehatan, realisasi pada akhir Juni baru mencapai Rp47,77 triliun. Meningkat menjadi sebesar Rp54,10 triliun per 16 Juli, namun hanya 25,2% dari pagunya yang sebesar Rp214,95 triliun. Masih lebih rendah dari realisasi keseluruhan anggaran PEN.

Dalam klaster kesehatan tersebut tercakup hal-hal yang banyak menjadi topik pembicaraan saat ini. Antara lain: insentif tenaga kesehatan, klaim perawatan pasien dari rumah sakit, dan penyediaan obat covid.

Insentif tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan dilaksanakan dalam rincian nakes pusat dan nakes daerah. Untuk nakes pusat, realisasinya antara lain membayar tunggakan 2020 sebesar Rp1,48 triliun kepada 200,5 ribu nakes, dan anggaran 2021 sebesar Rp3,18 triliun kepada 413,36 ribu nakes. Untuk nakes daerah sebesar Rp245,01 miliar kepada 50,85 ribu nakes dari sumber BOK tambahan, dan Rp1,79 triliun kepada 23,99 ribu nakes.

Sebenarnya, alokasi anggaran untuk insentif nakes tahun 2021 telah ditambah, dari Rp17,3 triliun menjadi Rp18,4 triliun. Dengan prakiraan mencakup 1,1 juta nakes.

Begitu pula dengan klaim perawatan pasien, yang ditambah dari Rp40 triliun menjadi Rp65,9 triliun. Alokasi ini termasuk untuk membayar tunggakan tahun 2020. Sedangkan prakiraan peruntukan atau output tahun 2021 adalah bagi 941 ribu pasien.

Dilaporkan realisasi membayar tunggakan tahun 2020 sebesar Rp8,16 triliun bagi 132,9 ribu pasien. Sedangkan realisasi untuk tagihan tahun 2021 adalah sebesar Rp13,6 triliun bagi 187,6 ribu pasien.  [rif]