Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Saatnya Sehat Tanpa Minyak Goreng (Sawit)

Redaksi
×

Saatnya Sehat Tanpa Minyak Goreng (Sawit)

Sebarkan artikel ini

Kelangkaan minyak goreng sawit bisa kita manfaatkan untuk hidup lebih sehat.

BARISAN.CO – Orang bijak mengatakan “selalu ada hikmah di setiap kejadian”. Begitu juga dengan langkanya minyak goreng sawit saat ini.

Banyak orang yang beranggapan jika minyak goreng sawit sehat dan baik untuk dikonsumsi. Tapi sejumlah penelitian mengatakan tidak demikian.

Pada tahun 2014, kantor regional organisasi kesehatan dunia (WHO) Mediterania Timur pernah mempublikasikan artikel yang berjudul “The Palm Oil Industry and Non Communicable Disease” atau “Industri Kelapa Sawit dan Penyakit Tidak Menular”.

Dalam artikel itu disebutkan jika minyak sawit meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dan tingkat kolesterol jahat di dalam tubuh.

Penelitian tersebut menuai respon dari Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST), Nuri Andarwulan. Menurutnya WHO Mediterania Timur telah mengabaikan sumber – sumber ilmiah terkait manfaat minyak kelapa sawit untuk kesehatan.

Namun, penelitian Greg Henderson, PhD, Assisten Profesor Ilmu Nutrisi di Purdue University di West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat membuktikan jika minyak goreng mengandung lemak jenuh atau jahat sekitar 50 persen.

Meski begitu, Henderson menyebut tubuh dapat mengencerkan lemak jenuh dari minyak sawit ketika dikonsumsi tidak berlebihan.

Sebuah riset tahun 2018 di Nutricion Hospitalaria mengatakan hal sama, risiko kardiovaskuler yang terkait konsumsi minyak sawit sangat bergantung pada lemak lain yang dimakan bersama dengannya.

Begitu juga dengan ulasan tentang minyak sawit pada jurnal Nutrition tahun 2019, mengonsumsi minyak sawit dalam jumlah sedang tidak akan menimbulkan risiko kesehatan apapun.

Masalahnya, bila kita tilik pada menu makanan kita sehari – hari atau jajanan di pinggir jalan, nyaris semuanya menggunakan minyak goreng sawit. Mulai gorengan, masakan sayur hingga sambal pun menggunakan minyak jenis ini. Artinya tanpa disadari, kita telah mengonsumsi minyak goreng secara berlebihan selama ini.

Tak heran bila Indonesia mengalami lonjakan penyakit tidak menular (PTM) dari tahun ke tahun. Menurut Data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), tingkat prevalensi PTM melonjak naik lebih dari 34 persen di Indonesia.

Beberapa jenis PTM yang sering diidap masyarakat antara lain alergi, diabetes, hipertensi, stroke, dan asma. Sementara berdasarkan data BPJS, penyakit jantung menempati urutan nomor satu untuk penyakit yang menyerap Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan tahun 2020. Disusul dengan kanker, stroke, dan gagal ginjal.

Memang minyak goreng sawit bukan satu – satunya penyebab dari PTM, namun alangkah baiknya kita bisa menggunakan momen ini untuk berhenti sejenak mengonsumsi minyak goreng sawit, serta mencari alternatif lain untuk memasak, misalnya minyak kelapa (coconut oil), zaitun, alpukat, bunga matahari, kanola, dan wijen.

Meski begitu, akan lebih baik lagi jika tidak menggunakan minyak sama sekali. Kita bisa beralih memasak makanan dengan cara merebus, mengukus dan memepes, yang tak kalah dalam menghasilkan makanan lezat seperti menggoreng. [ysn]