Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Salat Awwabin

Redaksi
×

Salat Awwabin

Sebarkan artikel ini

Jadi, meski sejam, atau malah cuma setengah jam, tapi bisa sama dengan keseluruhan waktu. Saat momen satu jam itu, kita sungguh-sungguh menahan diri dari urusan dunia, urusan bisnis, urusan bertetangga, urusan menghormati tamu, dan seterusnya. Oleh karenanya, siapa sanggup menjalani salat malam yang dilakukan di awal waktu ini, sama artinya telah mewakili umat. Mewakili komunitas di sekitarnya. Dan, ia akan menunda “sesuatu” yang tak diinginkan yang bakal menimpa suatu kaum, di mana ia berada di situ.

Sungguh, kita akan dihindarkan dari bencana, dari wabah, dari tindak kejahatan. Asal saja, sehabis magrib hingga isya, saat menjalani salat awwabin, kita benar-benar mati. Ada acara budaya apa saja tunda, nanti setelah selesai.

Sekali lagi, kematian yang cuma setengah jam, sudah dianggap kematian diri yang menghidupkan Tuhan, yang bakal mengamankan diri dan mengamankan yang lain mulai dari yang terdekat dan terus meluas.

Pendeknya, salat awwabin, yang 20 rekaat ini, adalah upaya menemu kekuatan transendensi, yaitu kuasa dan karsa Tuhan. Salat awwabin menjadi laku mengistimewakan Tuhan, yang niscaya Dia akan mengistimewakan kita pula. Maka, “Jangan beralasan terhadap Allah, sehingga Allah beralasan ketika menolong kita!” pesan Pak Muh.