Samir menegaskan, Marxisme bukanlah “sistem yang lengkap dan siap pakai” dengan serangkaian jawaban pasti untuk semua hal di bawah matahari. Pada dasarnya, Marxisme adalah metodologi, ilmu yang dikembangkan dan diterapkan secara kreatif pada situasi konkret. Seperti yang ia tulis dalam Modern Imperialism, Monopoly Finance Capital, and Marx’s Law of Value:
Menjadi seorang “Marxis” berarti melanjutkan pekerjaan Marx, meskipun permulaan itu memiliki kekuatan yang tiada bandingnya. Bukan berhenti di Marx, tapi mulai dari dia. Karena Marx bukanlah nabi yang semua kesimpulannya harus ‘benar’ atau ‘final’.
Pada tahun 1963, ia ditawari beasiswa di Institut Africain de Développement conomique et de Planification (IDEP). Di dalam IDEP Amin membentuk beberapa lembaga yang akhirnya menjadi entitas mandiri.
Di antara mereka yang kemudian menjadi Dewan untuk Pengembangan Penelitian Ilmu Sosial di Afrika (CODESRIA), disusun berdasarkan model Latin American Council for Social Sciences (CLACSO).
Selanjutnya, Samir menjadi direktur IDEP di tahun 1970 hingga 1980. Kemudian, menjadi direktur Forum Dunia Ketiga di Dakar.
Samir tinggal di Dakar hingga akhir Juli 2018. Pada 31 Juli, dia didiagnosis menderita kanker paru-paru, dipindahkan ke rumah sakit di Paris. DIa menghebuskan nafas terakhir pada 12 Agustus 2018 saat berusia usia 86 tahun. [dmr]