ADA sosok sebesar gunung di belakang sapi tersalib pedati, ternyata itulah Pengekseskusi dengan moncong-moncong senjata yang membesar pula. Seorang nelayan berkabar, Tukang Pedati dilempar hingga ke perang lanjut. Korban perang terapung seperti ikan-ikan mati, di kelandaian laut menepiskan buih hijau ke hamparan pasir memerah darah. Dikabarkan pula dua orang wanita mencari-cari diantara korban-korban itu, seperti mencari seseorang barangkali masih hidup. Ternyata dua wanita itu adalah ibu dan isteri Tukang Pedati. Mereka terus mencari diantara mayat-mayat yang ternyata jumlahnya tak terhitung, Kepada Nelayan mereka menanyakan seseorang dengan ciri sebagaimana manusia juga, sebagaimana nelayan, petani, atau blandong.
Si Nelayan kemudian bercerita, bahwa ia pernah melihat pedati yang berjalan terseok-seok, dengan giring-giring berkelontong di leher sapi.
Lenguh si sapi bagai kesaksikan bisu, begitu panjang jalan yang musti ditempuh. Jarak waktu seperti kantuk si tukang pedati, seorang lelaki tinggi kurus. Mata dalam cekung, berhidung mancung dengan tulang pipi menonjol dan takikan bibir bagai bulan sabit. Tak ada embusan angin, dan daun-daun merunduk memaklumkan kalam perjalanan hidup tak putus-putus. Gerangan siapa pemilik malam, dan kunang-kunang menyepi-nyepi. Adakah cinta di seberang laut atau di balik gunung, setelah sampai pada batas pagi. Atau ini irama hidup, yang musti dijalani sapi sampai batas antara hidup dan mati.
Kedua wanita itu menghela serangkum napas, bagai memaklumkan bahwa Si Tukang Pedati telah sampai kembali ke batas antara takdir dan nasib.
Alkisah perang telah usai setelah kematian para nabi, dan setiap manusia memanggul salib masing-masing.
Nelayan kemudian berkabar, laut pasang dan angin surut bersama kelandaian laut membiru menepiskan buih hijau ke hamparan pasir memutih.
Langit memerah dan awan menguning, seperti bayangan tali menjerat leher sapi.
Guntur dari cakrawala jauh mengirimkan pesan, bahwa hujan hanya berupa jarum.
Jarum hujan menikiki sosok sapi tersalib pedati, dan momok pengeksekusi bagai tsunami matahari…..