Scroll untuk baca artikel
Blog

Sejarah Sabun dan Melesatnya Bisnis P&G

Redaksi
×

Sejarah Sabun dan Melesatnya Bisnis P&G

Sebarkan artikel ini

Di zaman dulu, sabun dibuat dari lemak hewani, alkali, dan air yang menghasilkan zat berminyak menyengat.

BARISAN.CO – Sebagian besar dari kita mungkin menganggap, sabun hanya barang yang kita gunakan sehari-hari. Namun, ada sejarah panjang nan kaya tentang asal sabun.

Mengutip Soap History, pada peradaban kuno, sabun pertama kali ditemukan oleh Mesopotamia pada awal 2800 SM hanya untuk menghilangkan kotoran dari kain dan wol. Tak seperti sekarang yang memiliki varian aroma dan bentuk beragam. Saat itu, sabun dibuat dari lemak hewani, alkali, dan air yang menghasilkan zat berminyak menyengat.

Peradaban paling awal kurang peduli tentang kebersihan secara umum. Biasanya mandi di sungai hanya jika diperlukan.

Di Mesir Kuno, zat mirip dengan sabun Mesopotamia awal dibuat dari lemak hewani dan garam alkali yang digunakan dalam mencuci pakaian. Berbeda dengan Mesopotamia, mereka juga menggunakannya untuk pengobatan.

Sedangkan, di masa Kekaisaran Romawi, mandi bukan hanya untuk kebersihan melainkan juga kegiatan sosial yang penting. Bangsa Romawi menciptakan salah satu sistem pipa untuk memasok pemandian mewah dengan air mengalir.

Namun, terlepas dari ketertarikan untuk mandi, orang Romawi masih tidak menggunakan sabun untuk kebersihan. Sabun masih digunakan untuk mencuci dan minyak wangi diandalkan untuk mandi.

Menurut legenda, kata soap (sabun) sebenarnya berasal dari Roma, berasal dari mitos Gunung Sapo. Legenda Romawi penuh dengan cerita tentang gunung, yang seharusnya menjadi tempat pengorbanan hewan.

Masih menurut legenda, ketika hujan turun dari gunung, ia membawa lemak hewan ke tepi sungai tanah liat. Hasilnya adalah zat yang digunakan wanita untuk mencuci dan membersihkan.

Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, orang-orang percaya, air membantu menyebarkan penyakit. Mandi berubah menjadi gaya. Sabun masih digunakan untuk mencuci pakaian, tetapi dianggap sebagai barang mewah. Hanya elit Eropa yang mampu membelinya.

Sementara, di Amerika, para penjajah mulai membuat sabun. Prosesnya panjang dan berat.

Sepanjang musim dingin, para wanita akan mengumpulkan minyak dan lemak yang digunakan untuk memasak. Di musim semi, mereka akan mencampur lemak yang disimpan dengan alkali untuk pembersihan musim semi pakaian dalam.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, begitu pula sabun. Kemajuan besar terjadi pada tahun 1791, ahli kimia Prancis, Nicholas Leblanc menemukan cara menggunakan garam untuk membuat soda abu. Hal ini membuat proses produksi sabun jauh lebih murah dan memungkinkan lebih banyak orang memiliki akses dan tidak lagi menjadi item hanya untuk elit.

Meski, ada kemajuan, sabun masih belum digunakan untuk kebersihan pribadi sampai Perang Saudara. Upaya perang mengubah pandangan tentang sterilisasi dan kebersihan. Putus asa melawan penyakit dan membersihkan luka dengan benar, perawat mulai menggunakan sabun.

Setelahnya, industri sabun terpecah menjadi dunia yang terpisah, yakni sabun untuk kebersihan dan deterjen untuk cucian. Permintaan sabun meroket dan produsen mulai membuat sabun wangi dari minyak.

Melesatnya Industri Sabun P&G

Selama Perang Dunia I dan II, bagaimanapun, minyak langka. Sekali lagi, industri sabun harus berubah untuk memenuhi kebutuhan zaman. Tak lama kemudian, perusahaan menemukan cara mengembangkan bahan sintetis, menghilangkan kebutuhan akan lemak dan minyak. Metode itu lebih mudah dan lebih murah, mereka dapat memproduksi sabun secara massal dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya.

Sejarah sabun ini juga tidak terlepas dari pembuat lilin William Procter dan produsen sabun James Gamble mendirikan Procter & Gamble – lebih dikenal sebagai P&G.