Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Mata Budaya

Selamat Jalan Radhar Panca Dahana

:: Eko Tunas
23 April 2021
dalam Mata Budaya
Radhar Panca Dahana
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Radhar Panca Dahana (RPD) dikenal sebagai penyair, cerpenis, eseis, dan budayawan yang kerap bicara politik kebudayaan. Dia alumni Forum Puisi Indonesia 1987 Taman Ismail Jakarta (TIM) Jakarta.

Itu sebabnya saat awal mengelilingkan buku puisi pertamanya, “Lalu Waktu” (1994), dia sekaligus bersilahturahmi dengan teman-teman sealumni. Antara lain di Semarang, dia juga meminta kepada saya untuk bertemu dengan penyair Timur Sinar Suprabana.

Lanjut buku-buku puisinya terbit dalam judul Lalu: Lalu Batu, Lalu Aku, Lalu Kau. Lalu buku tentang teater, antara lain didiskusikan di TBS Solo dengan pembicara Halim HD dan Eko Tunas.

Dia juga aktif di teater sejak muda, sebagai penulis skenario dan sutradara. Tak aneh penampilan baca puisinya selalu teateral, menarik. Termasuk orasi dan baca puisinya di Kompas TV atau Metro TV, cukup menjadi sajian sastra budaya yang menarik bagi khalayak.

BACAJUGA

Autobiografi Afrizal Malna

Autobiografi Afrizal Malna : Dari Pengalaman ke Pertemuan

22 November 2023
Mengenang Radhar Panca Dahana (1965-2021): HIDUP HARUS LEBIH DARI SEKADARNYA

Mengenang Radhar Panca Dahana (1965-2021): HIDUP HARUS LEBIH DARI SEKADARNYA

24 April 2021

Perhatiannya terhadap dunia kelautan dan kemaritiman membuat esai-esainya banyak dimuat di berbagai media massa dan menjadi topik menarik dalam acara sosial-budaya di dua TV tersebut. Bagi Radhar persoalan terbesar negeri kepulauan bukan hanya daratan di pulau-pulau se-Nusantara, tapi bagaimana pengelolaan lautan yang luas dan sistem kemaritimannya.

Ada cerita menarik saat dia mengelilingkan buku puisi Lalu Waktu dan singgah menginap di rumah saya. Dalam satu obrolan ngalor-ngidul, secara spontan saya meramal nasibnya sebagai jomblo. Dengan sedikit berekting, melalui garis tangannya saya baca: kamu akan menikah dengan biduan dangdut.

Tentu saja dia tertawa ngakak disertai misuh hebat.

Akan tetapi saat kami kemudian bertemu di TIM, dia menggaplok lalu memeluk saya sambil membisiki, “ramalanmu benar…”
“Apa?”
“Aku menikah dengan penyanyi dangdut.”

Persahabatan saya dengan Radhar seintens persahabatan saya dengan Afrizal Malna. Tak aneh tiga kota yang punya arti tersendiri bagi kami – Jakarta, Tegal, Semarang – cukup menjadi kota alumni. Termasuk di Slawi, saat Radhar kami antar bicara di acara diskusi seni di Sanggar Asah Manah Dyah Setyawati.

Radhar dan Afrizal boleh dikatakan dua matahari Jakarta di bidang seni dan sastra. Akan tetapi kami tidak pernah bertemu bertiga di kota-kota alumni itu. Tiap pertemuan saya dengan salah seorang matahari itu seolah hendak menyimpulkan bahwa: matahari selalu bersinar sendirian. Demikian, dua matahari bersinar di mana pun, dalam setiap acara yang punya arti tersendiri bagi kami dan daerah-daerah tersinggahi.

Dari acara yang sebutlah “pertemanan”, tepat kiranya kalau dikatakan Radhar adalah pejuang kebudayaan. Bagaimana dia tidak hanya tampil di ruang-ruang terhormat, TV, di pusat-pusat kebudayaan dan kesenian, tapi juga blusukan ke kampung-kampung.

Adapun yang mengharukan pada perjalanan Radhar ialah, saat ia mulai mengalami persoalan pada ginjalnya. Setiap pekan dia mesti dua atau tiga kali cuci darah. Makan dan terutama harus terkontrol dan terukur. Misalnya untuk asupan air putih hanya sebotol ukuran setengah liter per-hari.

Namun demikian halangan besar itu tak menyurutkan gerak aktivitasnya. Misalnya saat ada acara di Semarang dia menelpon saya, “Ko, aku ada acara di Semarang bersamaan jadwal rutinku cuci darah. Tolong aku minta info rumah sakit yang bisa untuk cuci darah ya…”

Sampai kemudian malam itu saya mendapat WA dari Lukni Maulana: Radhar Panca Dahana meninggal dunia.

Selamat jalan, sahabat, nanti kita pasti bertemu lagi.***

Topik: Afrizal MalnaRadhar Panca Dahana
Bagikan1Tweet1Send
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

Dukun Beranak
Kolom

Dukun Beranak

12 Mei 2023
Mengenal Kerbau Bule Kyai Slamet dan Persiapannya Jelang Perayaan 1 Suro
Mata Budaya

Mengenal Kerbau Bule Kyai Slamet dan Persiapannya Jelang Perayaan 1 Suro

26 Juli 2022
Upaya Rekonsiliasi Empat Keraton Trah Mataram Islam di Jawa Lewat Catur Sagatra
Mata Budaya

Upaya Rekonsiliasi Empat Keraton Trah Mataram Islam di Jawa Lewat Catur Sagatra

23 Juli 2022
gowes pendidikan
Mata Budaya

Gowes Pendidikan, Anies Kampanyekan Budaya Bersepeda

20 Juni 2022
Cita-cita Pembangunan
Mata Budaya

Nasrudin Hoja dan Cita-cita Pembangunan

27 Mei 2022
Ellya
Mata Budaya

Ellya dalam Lakon Monolog “Bidadari Kesepian”

15 Mei 2022
Lainnya
Selanjutnya
Hari Buku Sedunia, Berikut 7 Rekomendasi Buku Bertema Travelling untuk Isi Liburan

Hari Buku Sedunia, Berikut 7 Rekomendasi Buku Bertema Travelling untuk Isi Liburan

Dampak Peleburan Kemendikbud–Ristek Terhadap Riset

Dampak Peleburan Kemendikbud–Ristek Terhadap Riset

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Memperkuat Masyarakat Sipil
Berita

Memperkuat Masyarakat Sipil, Ketua PIEC: Upaya Memelihara Demokrasi

:: Redaksi Barisan.co
7 Desember 2023

Memperkuat Masyarakat Sipil

Selengkapnya
QolaQ Foundation

Era Baru Proteksi Kesehatan dan Jiwa, QolaQ Foundation Hadirkan Platform Mutual Aid Inklusif Berbasis Web3 Pertama di Indonesia

7 Desember 2023
Pengamanan Zat Adiktif

Organisasi Kesehatan Dukung Pengamanan Zat Adiktif dalam RPP Kesehatan, Berharap Presiden Jokowi dan Menkes Bersikap Tegas

7 Desember 2023
Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

7 Desember 2023
Serangan Udara

Serangan Udara

7 Desember 2023
alissa wahid pemilu 2024

Alissa Wahid Soroti Pemilu 2024, Demokrasi di Indonesia Saat ini Masih Bersifat Prosedural

7 Desember 2023
Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

6 Desember 2023
Lainnya

SOROTAN

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan
Opini

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

:: Yayat R Cipasang
7 Desember 2023

Butet baru sekira tiga bulan jadi "oposisi" sudah mengeluh dan berkeluh-kesah. PENGAKUAN budayawan Butet Kartaredjasa soal dirinya dilarang bicara politik...

Selengkapnya
Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

6 Desember 2023
Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

5 Desember 2023
Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

3 Desember 2023
Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

1 Desember 2023
Horeee…PDIP Jadi Oposisi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

29 November 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang