Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Semangat Profetik Kuntowijoyo

Redaksi
×

Semangat Profetik Kuntowijoyo

Sebarkan artikel ini

Disertasi Kunto tersebut pantas disebut sebagai salah satu karya terpenting dalam bidang sejarah sosial yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri. Bidang sejarah sosial, terutama di negeri ini, memang fenomena baru. Kesadaran akan sejarah ini penting, sebab akan membentuk persepsi bahwa sejarah itu bukan melulu sejarah politik.

Sejarah, bukan hanya sejarah raja-raja, tokoh-tokoh agung yang menghalau roda peristiwa, melainkan sejarah rakyat. Selain itu, sejarah sosial juga memberi peluang penafsiran sejarah dari sudut rakyat. Hal yang langka, di mana yang kita tahu, sejarah adalah milik penguasa.

Satu lagi yang menarik dari Kunto, bahwa ia kepingin bekerja sebagai pendeta. Dan memang bukan omong kosong, ia buktikan bahwa menjadi intelektual, harus berani tidak berkuasa, berani tidak berpangkat, dan berani tidak berharta.

Sebagai contoh, sewaktu pulang dari Amerika, pada waktu itu sedang butuh segalanya, ia malah memilih tidak menerima jabatan sebagai direktur sebuah lembaga di Surabaya, sebuah jabatan yang sangat menjanjikan. 

Sastrawan, Budayawan, dan Ilmuwan

Selain mengajar, kegiatan penting Kunto adalah menulis. Banyak karya tulis yang lahir darinya, mulai dari puisi, cerpen, novel, dan sejumlah artikel yang berkaitan dengan ilmu yang ditekuninya, sejarah.

Pada 1968, cerpennya yang berjudul Dilarang Mencintai Bunga-Bunga memperoleh hadiah pertama dari majalah Sastra, pada tahun 1997 cerpen itu diterbitkan oleh Pustaka Firdaus. Kumpulan cerpen lainnya adalah Hampir Sebuah Subversi (Grasindo, 1999).

Naskah dramanya, Topeng Kayu (Bentang, 1973) mendapatkan hadiah dari Dewan Kesenian Jakarta (1973). Novel-novelnya yang telah terbit Kereta Api yang berangkat Pagi Hari (1966), Khotbah Di Atas Bukit (Pustaka Jaya, 1976), Pasar (Bentang Budaya, 1994), Impian Amerika (Bentang Budaya, 1998), Mengusir Matahari (Pustaka Hidayah, 1999), Mantra Penjinak Ular (Kompas, 2000), dan Wasripin & Satinah (Kompas, 2002). Beberapa buku kumpulan puisinya yang telah terbit, Suluk Awung-Uwung (Budaya Jaya, 1975), Isyarat (Pustaka Jaya, 1976), dan Daun Makrifat, Makrifat Daun (Gema Insani Press, 1995).

Sedangkan di bidang yang ditekuninya, ini yang sedang saya buru untuk mengoleksinya, yang telah terbit adalah: Dinamika Sejarah Umat Islam (1985), Budaya dan Masyarakat (Tiara Wacana, 1987), Paradigma Islam, interpretasi untuk Aksi (Mizan, 1991), Radikalisasi Petani (Bentang, 1993), Identitas Politik Umat Islam (Mizan, 1997), Muslim Tanpa Masjid (Mizan, 2001), Selamat Tinggal Mitos, Selamat Datang Realitas (Mizan, 2002), Islam Sebagai Ilmu (Mizan, 2004), Raja, Priyayi, dan Kawula (Ombak, 2004), Peran Borjuasi Dalam Transformasi Eropa (Ombak, 2005), dan Maklumat Sastra Profetik (Grasindo, 2006).