Dengan semangat “Sesarengan Ngawasi Pemilihan 2024,” Panwaslu Kalinyamatan mengajak seluruh elemen masyarakat menjadi garda terdepan dalam mengawasi proses demokrasi yang bersih dan adil.
BARISAN.CO – Pilkada 2024 menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah demokrasi di Indonesia. Pada momentum ini, kejujuran dan integritas sangat diperlukan, mengingat potensi kecurangan masih menjadi tantangan besar dalam proses pemilihan pemimpin daerah.
Tidak hanya sekadar perhelatan politik, Pilkada kali ini juga menguji kemampuan demokrasi kita dalam menghadirkan pemilihan yang bersih, jujur, dan adil.
Panwaslu Kecamatan Kalinyamatan, sebagai bagian dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hadir untuk memastikan proses ini berjalan sesuai aturan.
Namun, keterbatasan jumlah pengawas resmi di lapangan menjadi hambatan besar bagi Panwaslu untuk melakukan pemantauan menyeluruh.
Sebagai solusi, Panwaslu Kalinyamatan meluncurkan inisiatif pengawasan partisipatif, di mana masyarakat diajak berperan aktif dalam menjaga integritas Pilkada.
Inisiatif ini mengusung semangat “Sesarengan Ngawasi Pemilihan 2024,” yang mengajak semua elemen masyarakat dari tokoh agama hingga komunitas difabeluntuk bersama-sama memantau proses pemilu.
Di tahap pertama sosialisasi, yang berlangsung pada 19 September 2024, Panwaslu Kalinyamatan mengundang beberapa kelompok masyarakat dan organisasi strategis untuk bergabung dalam pengawasan partisipatif.
Tokoh agama, seperti pemimpin Gereja GITJ Pendosawalan, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, memiliki peran krusial dalam menyebarkan pesan moral kepada masyarakat terkait pentingnya pemilu yang jujur dan bebas dari politik uang.
Melalui khotbah dan acara keagamaan, tokoh-tokoh ini membantu menyebarkan pesan kejujuran dalam pemilihan.
Selain itu, gerakan pemuda juga memainkan peran penting. Organisasi-organisasi seperti Ansor, Banser, dan IPNU, serta pelajar dari berbagai sekolah, memiliki posisi strategis dalam menyuarakan pentingnya integritas pemilu kepada pemilih pemula.
Peran aktif mereka dalam melaporkan kecurangan dan memberikan pemahaman tentang pengawasan partisipatif menjadi kontribusi signifikan dalam menciptakan pemilu yang bersih.
Perempuan pun turut diberdayakan dalam gerakan ini melalui organisasi seperti Fatayat NU, Muslimat NU, dan Aisyiyah.
Partisipasi mereka memperkuat jaringan pengawasan dengan menyebarkan kesadaran politik di lingkungan komunitas masing-masing.
Mendukung Hak-hak Difabel dalam Pemilu
Dalam inisiatif kali ini, Panwaslu Kalinyamatan berkomitmen memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat turut serta dalam pengawasan Pilkada, termasuk komunitas difabel.
Dengan memberikan ruang bagi difabel sebagai pengawas partisipatif, kegiatan ini menjadi lebih inklusif dan adil. Partisipasi difabel memastikan bahwa hak-hak mereka tidak diabaikan dalam proses politik dan pengawasan.
Tidak hanya itu, Panwaslu juga mengundang kelompok-kelompok lain, seperti petugas kebersihan, tukang batu, dan komunitas tani.
Dengan adanya keragaman ini, pengawasan dapat dilakukan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak wilayah dan kelompok sosial.
Dalam upaya mendukung gerakan ini, Panwaslu Kalinyamatan mengadakan sosialisasi bertema “Pengawasan Partisipatif Pilkada” pada Sabtu (2/10/2024) di Resto Taman Joglo, Desa Lebuawu, dengan narasumber Bagus Sarwono, seorang tokoh pemilu berpengalaman.
Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya memaparkan informasi tentang potensi pelanggaran pemilu tetapi juga memperkenalkan strategi pengawasan partisipatif yang dapat diikuti oleh peserta.
Dengan latar belakang sebagai Ketua Bawaslu DIY dan pencetus Gerakan Desa Anti Money Politic Nasional, Bagus Sarwono diharapkan mampu menginspirasi peserta untuk terlibat lebih jauh dalam pengawasan pemilu.