Scroll untuk baca artikel
Blog

SMK Tak Sedang Baik-baik Saja

Redaksi
×

SMK Tak Sedang Baik-baik Saja

Sebarkan artikel ini

Melihat potensi serapan tenaga kerja UMKM, besarnya sumbangan UMKM bagi ekonomi lokal dan nasional serta besarnya tanggung jawab moral UMKM maka hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan oleh SMK dalam membangun simbiosis mutualisme dengan UMKM tersebut? 

Pertama kembali pada watak UMKM yang padat tenaga kerja dan minimnya sistem monitoring serta evaluasi maka SMK harus berupaya keras agar dapat menumbuhkan mental loyal dan berintegritas pada peserta didiknya.

Agama sebagai basis moral harus tertanam kuat dalam jiwa peserta didik.  Untuk menanamkan pondasi moral ini SMK tak dapat hanya mengajarkan agama dengan cara biasa-biasa saja semacam ceramah.  Ada baiknya setiap peserta didik diajak untuk memiliki pengalaman religius karena agama tidak melulu persoalan formalitas belaka. 

Bahkan secara umum pengalaman religius ini lebih penting karena melekat sedemikian kuat dalam jiwa peserta didik.  Jika agama benar-benar dapat menjadi pondasi moral bagi siswa lulusan SMK, maka peluang untuk terserap dalam UMKM akan semakin besar.  Dengan demikian kurikulum pendidikan agama yang diterapkan di SMK perlu dikaji ulang entah pada substansinya atau pada teknik pengajarannya agar compatible dengan kebutuhan UMKM. 

Pendidikan agama seharusnya tidak menganut model blok tetapi terintegrasi dalam semua mata pelajaran.  Tentu saja itu sulit tetapi jika tidak dilakukan mulai sekarang maka SMK harus bersiap-siap untuk ditinggalkan.

Masih pada poin integritas dan loyalitas, pada galibnya UMKM menuntut pekerjanya memiliki kemandirian kerja.  Untuk itu tugas berat untuk SMK jika hendak bermitra dengan UMKM adalah SMK harus memiliki upaya khusus dalam mencetak peserta didiknya agar memiliki mental mandiri.  Ciri kemandirian adalah memiliki tanggung jawab dan adaptif terhadap segala permasalahan kerja.  Ada sebuah pengalaman menarik dari skema SMK yang saya ceritakan ini, yaitu mundurnya seorang alummni SMK padahal baru sehari kerja.   

Menurutnya ia merasa tidak cocok dengan salah satu karyawan yang telah ada sebelumnya.  Calon karyawan tersebut tampaknya sulit beradaptasi dengan permasalahan kerja.  Hal ini boleh jadi menimpa siswa SMK secara keseluruhan. 

Tampaknya mereka kurang menyadari bahwa ketika mereka memilih SMK sebagai jenjang pendidikan berikutnya setelah SMP maka yang harus dipersiapkan adalah mental dan kenyataan bahwa mereka akan segera memasuki dunia kerja dengan segala tuntutannya.  Untuk itu dirasa sangatlah penting sekali membuka kesadaran tersebut agar lulusan SMK benar-benar siap menghadapi permasalahan kerja.