Kedua,mengacu pada kenyataan bahwa UMKM memiliki keterbatasan atau biasa disebut dengan minimnya introduksi teknologi maka SMK perlu hadir unttuk menawarkan dan memberikan sentuhan inovasi dan teknologi tepat guna kepada UMKM yang ada di sekitarnya. Boleh jadi teknologi itu bukan barang baru tetapi SMK dapat membuatnya dengan tawaran yang lebih murah atau lebih adaptif dengan UMKM karena dibuat sesuai dengan peta permasalahan yang dihadapi oleh UMKM.
Di sisi yang lain tawaran teknologi tepat guna kepada UMKM yang ada di sekitar SMK tentu saja sekaligus menjadi ajang pembelajaran bagi peserta didik. Mungkinkah ini dilakukan? Jawabannya sangat mungkin. Selain SMK memiliki bengkel kerja yang berstandar industri, SMK juga memiliki tenaga pengajar yang kompeten. Tak ada satu halpun yang menghalangi skema untuk SMK berkontribusi terhadap kebutuhan masyarakat semacam UMKM yang ada di sekitarnya.
Jika skema kontributif ini dapat dijalankan maka SMK tak perlu lagi repot memikirkan mekanisme penerimaan peserta didik baru yang sekarang ini cenderung transaksional. Melalui skema kontributif tersebut secara bersamaan sebenarnya SMK sedang menjalankan kegiatan marketing tanpa harus banyak keluar biaya. Dengan skema ini SMk dapat mengkaji ulang atau merealokasi pembiayaan rekruitmen siswa barunya yang cenderung seolah-olah seperti membeli murid.
Ketiga adalah pemetaan UMKM secara tepat. Untuk pemetaan UMKM ini SMK dapat menerjunkan peserta didiknya. Tentu saja sebelumnya diberikan semacam kursus pemetaan agar tidak kontraproduktif pada saat di lapangan.
Data survey ini selanjutnya diolah untuk berbagai kepentingan mulai dari permasalahan yangbersifat kuantitatif maupun kualitatif semacam permasalahan yang dihadapi UMKM berikut solusinya. Pemetaan UMKM ini outputnya tidak hanya data tersaji tetapi capacity building untuk siswa sekaligus.
Ada banyak pelajaran terkait dalam pemetaan UMKM. Mulai dari teknik komunikasi, perencanaan, kepemimpinan, penyusunan laporan bahkan hal-hal kecil semacam kedisiplinan. Dan semua itu penting bagi peserta didik maupun pengguna lulusan SMK.
Akhirnya jika tiga hal di atas dapat diopersionalkan secara sistematis, ada perasaan optimis bahwa SMK ke depan tak akan ditinggalkan oleh anak-anak mudaterutama dari kalangan menengah ke bawah Yang menjadi sasaran utama SMK. Hal lain tentu saja kehadiran SMK betul-betul kontributifbagi masyarakat lokal.