Scroll untuk baca artikel
Blog

Surat Terbuka untuk Para Koruptor

Redaksi
×

Surat Terbuka untuk Para Koruptor

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO –  Siapa pun boleh mencerca Raja Tipu. Hanya satu yang tidak boleh. Ialah kalian para koruptor. Sebabnya Raja Tipu ya kalian. Kalian ya Raja Tipu. Kalau Raja Tipu punya kesempatan seperti kalian ya pasti akan korupsi. Banyaknya juga sama kok. Tidak hanya jutaan, milyaran, tapi juga triliun. Nggak tahu uang asli atau nggambar dewek.

Kalian mesti menyadari: banyak orang punya watak serakah tapi tidak punya kesempatan korupsi. Kasihan nggak? Mereka dengan berbagai cara cari cara untuk memperkaya diri. Pada gilirannya ketemu. Sulapan dikemas tahayul dan diaromakan agama. Cerdas nggak tuh.

Tapi kalian juga pasti bisa. Musti akan berlaku sama kalau tidak punya kesempatan nyolong duwit rakyat. Akan menjadi Raja Tipu lengkap dengan jubah dan seabreg gelar. Sasarannya ya lagi-lagi rakyat. Masyarakat yang menjadi pengikutmu dan rela dihisap darahnya. Kayak vampire aja luh!

Jadi stop ikut mengutuk Raja Tipu. Karena pada dasarnya punya habirat sama. Juga masyarakat sebenarnya nggak boleh ramai-ramai membuli. Masyarakat banyak atau yang disebut pengikut. Bukankah pengikut itu tetap memuja dan setia. Dari pemalas hingga profesor doktor. Rela menunggu Pemberi Harapan Palsu.

Juga rakyat negeri ini yang saya tidak tega menyebut pekok. Kan dengan sendirinya saya juga gondes. Betapa tidak. Pencuri panci rombeng di Brebes dipukuli sampai mati. Ini korupsi milyararan-triliunan kita biarkan. Betapa mulianya kalian hai koruptor. Semulia Raja Tipu.

Padahal jelas-jelas kalian nyolong uang kita. Kita tetap rela hidup miskin dan makin dimiskinkan. Rela dihisap darah kita setiap saat. Sampai kita stress seberat-berat sentres. Kekerasan terjadi setiap saat di antara kita dan di rumahtangga. Ayah memukuli anak. Suami membunuh isteri. Ibu memutilasi bayinya.

Mestinya sikap kita kan lebih dari terhadap maling panci. Mestinya kalau ngonangi koruptor kan kita rajam secara beramai-ramai. Tidak membiarkan mereka ongkang-ongkang bagai raja. Bahkan kalau dulu kita takut pada tentara dan polisi. Sekarang kita segan dan hormat kepada koruptor. Kalau dulu tentara atau polisi kita pilih jadi ketua RT. Sekarang orang kaya dari hasil korupsi yang kita jadikan Ketua RW. Ngaku aja.

Jadi ingat-ingat ya. Siapa pun boleh mengutuk Raja Tipu. Hanya satu yang nggak boleh. Kalian hai koruptor. Tapi sebenarnya kita juga nggak boleh. Karena kita sebagaimana pengikut Raja Tipu. Tetap diharuskan setia, sabar, tawakal. Meski setiap detik tulang sumsum kita disedot oleh kalian hai koruptor. Meski kita tega menyiksa anak isteri. Memukuli sampai mati tukang panci. Dan ketawa saja kalau dibilang: pekok..!