Scroll untuk baca artikel
Blog

Sushruta: Bapak Bedah Plastik

Redaksi
×

Sushruta: Bapak Bedah Plastik

Sebarkan artikel ini

Sushruta’s Compedium dianggap sebagai teks tertua di dunia mengenai operasi plastik yang menjadikan Sushruta sebagai Bapak Bedah Plastik.

BARISAN.CO – Sekitar abad ke-7 atau ke-6 SM, Sushruta adalah seorang dokter di India kuno. Kini, Sushruta dikenal sebagai Bapak Pengobatan India dan Bapak Bedah Plastik karena menemukan serta mengembangkan prosedur bedah.

Karyanya, Sushruta’s Compedium dianggap sebagai teks tertua di dunia mengenai operasi plastik dan menjadi salah satu Trilogi Besar Pengobatan Ayurverda. Sedangkan, dua lainnya ialah Charaka Samhita dan Astanga Hridaya.

Pengobatan Ayurveda adalah salah satu sistem medis tertua di dunia, berasal dari periode Veda India. Istilah Ayurveda sendiri dimaknai sebagai pengetahuan kehidupan atau ilmu kehidupan.

Dalam praktiknya, digunakan untuk penyembuhan holistik yang menggabungkan antara standar medis dengan pengobatan herbal dalam pengobatan serta pencegahan penyakit. Praktik itu sudah dilakukan bahkan sebelum dokter Yunani, Hippocrates lahir dan dikenal sebagai Bapak Kedokteran.

The Great Trilogy of Ayurvedic Medicine memaparkan prosedur pembedahan, teknik diagostik, dan perawatan untuk berbagai penyakit serta cedera. Bahkan, dalam Charaka Samhita berisi petunjuk bagi dokter dalam menentukan sisa waktu pasien untuk bertahan hidup.

Standarisasi Cara Kerja Dokter

Karya Sushruta menstandarisasi dan menetapkan pengetahuan sebelumnya melalui deskripsi yang cermat tentang cara kerja dokter seharusnya dalam mempraktikkan seni serta prosedur khusus termasuk rekonstruksi operasi plastik dan pengangkatan katarak.

Sedangkan, Astanga Hridaya penggabungan karya Charaka dan Sushruta dengan menyajikan teks komprehensif tentang pendekatan bedah dan medis dalam pengobatan yang menawarkan perspektif secara unik.

Bagaimana pun, karya Sushruta menawarkan wawasan terbesar dalam seni medis karena komentar yang ia berikan di antara atau termasuk dalam diskusi tentang berbagai penyakit dan pengobatan.

Meski, berhasil menorehkan kontribusi besar bagi dunia media, namun tidak ada satu pun yang tahu tentang kehidupan Sushruta. Namanya pun tidak diketahui karena Sushruta bukan nama sebenarnya melainkan julukan yang berarti terkenal.

Menurut legeda, para dewa mewariskan wawasan medisnya kepada orang bijak Dhanvantari yang kemudian mengajarkan pengikutkan Divodasa, dan diteruskan Sushruta.

Awal Mula Praktik Bedah Plastik

Praktik pembedahan telah berlangsung lama di India, namun Sushruta mengembangkannya secara signifikan dengan teknik yang berbeda, seperti menggunakan kepala semut untuk menjahit jahitan dan dia menemukan praktik bedah kosmetik. Spesialisasi adalah rhynoplasty (rekonstruksi hidung) dan bukunya berisi instruksi cara menjadi ahli bedah yang tepat.

Pada zaman itu, obat bius belum ada seperti saat ini, sehingga pasien diminta untuk minum banyak anggur agar kehilangan kesadaran dan mencegahnya bergerak saat operasi dimulai. Penggunaan anggur ini mengarah pada berkembangnya anestesi yang melibatkan alkohol dan dupa ganja untuk menumpulkan indera hingga pasien pingsan selama prosedur operasi.

Rekonstruksi hidung menjadi perkembangan yang sangat penting di India, akibat adanya tradisi amputasi hidung yang berlangsung lama sebagai bentuk hukuman. Bagi penjahat yang kehilangan hidungnya itu menandakan mereka tidak dapat dipercaya. Sedangkan, bagi perempuan amputasi itu dilakukan bagi mereka yang dituduh berzina, meski mereka tidak terbukti bersalah.

Setelah pengecapan dengan cara itu, seseorang harus hidup dengan stigma yang mengikutinya selama sisa hidupnya. Oleh karena itu, pembedahan rekonstruktif menawarkan harapan untuk hidup normal.

Sushruta memiliki sejumlah murid yang dikenal sebagai Saushruta dan diminta belajar selama enam tahun sebelum terjun langsung untuk pelatihan di bidang bedah. Murid-muridnya ini memulai pelajaran dengan mengambil sumpah untuk mengabdikan diri untuk penyembuhan dan tidak menyakiti orang lain. Sumpah itu persis seperti Sumpah Hipokrates yang masih diucapkan oleh para dokter hari ini.