Scroll untuk baca artikel
Blog

Sushruta: Bapak Bedah Plastik

Redaksi
×

Sushruta: Bapak Bedah Plastik

Sebarkan artikel ini

Pada zaman itu, obat bius belum ada seperti saat ini, sehingga pasien diminta untuk minum banyak anggur agar kehilangan kesadaran dan mencegahnya bergerak saat operasi dimulai. Penggunaan anggur ini mengarah pada berkembangnya anestesi yang melibatkan alkohol dan dupa ganja untuk menumpulkan indera hingga pasien pingsan selama prosedur operasi.

Rekonstruksi hidung menjadi perkembangan yang sangat penting di India, akibat adanya tradisi amputasi hidung yang berlangsung lama sebagai bentuk hukuman. Bagi penjahat yang kehilangan hidungnya itu menandakan mereka tidak dapat dipercaya. Sedangkan, bagi perempuan amputasi itu dilakukan bagi mereka yang dituduh berzina, meski mereka tidak terbukti bersalah.

Setelah pengecapan dengan cara itu, seseorang harus hidup dengan stigma yang mengikutinya selama sisa hidupnya. Oleh karena itu, pembedahan rekonstruktif menawarkan harapan untuk hidup normal.

Sushruta memiliki sejumlah murid yang dikenal sebagai Saushruta dan diminta belajar selama enam tahun sebelum terjun langsung untuk pelatihan di bidang bedah. Murid-muridnya ini memulai pelajaran dengan mengambil sumpah untuk mengabdikan diri untuk penyembuhan dan tidak menyakiti orang lain. Sumpah itu persis seperti Sumpah Hipokrates yang masih diucapkan oleh para dokter hari ini.

Bagi yang diterima, Sushrita menginstrukskan mereka melatih kemampuannya dengan memotong sayuran atau hewan mati untuk penyempurnaan panjang serta kedalaman sayatan yang dihasilkan. Setelah dirasa mampu, barulah mereka diizinkan melakukan operasinya sendiri.

Karya medisnya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di abad 750 SM dan masuk ke Eropa melalui perantara.

Perkembangan Bedah Plastik Modern

Berkembangnya bedah plastik secara signifikan terjadi selama 1960-an. Kala itu, silikon digunakan sebagai zat yang dibuah dan menjadi bahan utama dari berbagai prosedur kosmetik. Di tahun 1962, Dr. Chronin menciptakan perangkat implan payudara baru yang terbuat dari silikon. Kemudian, di tahun-tahun berikutnya, implan digunakan di berbagai bagian tubuh manusia.

Berdasarkan survei International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) di tahun 2020, Amerika Serikat menjadi negara yang melakukan operasi dan prosedur kosmetik terbanyak, yakni sejumlah 1.485.116. Masih dari survei yang sama, pembesaran payudara paling populer di AS sebanyak 371.997 operasi.

Mengutip Portland Plastic Surgery Group, bagi banyak perempuan memiliki implan payudara dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mereka merasa lebih feminin. Namun begitu, perempuan Barat lebih mungkin menginginkannya kemungkinan karena faktor ciacar dan budaya. Perempuan di sana lebih banyak menghabiskan waktu di pantai dengan mengenakan bikini dan memiliki payudara lebih besar menjadi begitu berarti.