Scroll untuk baca artikel
Blog

Sutrisno Muslimin Jadi Pedonor Darah Rutin Gegara Sopirnya

Redaksi
×

Sutrisno Muslimin Jadi Pedonor Darah Rutin Gegara Sopirnya

Sebarkan artikel ini

Dr. Sutrisno Muslimin sudah 15 tahun menjadi pendonor darah rutin. Dia menghimbau agar masyarakat menjaga pola hidup agar bisa mendonorkan darah.

BARISAN.CO – Ketua BPH di Universitas Bosowa (UNIBOS), Dr. Sutrisno Muslimin mengaku, sejak tahun 2017 secara rutin mendonorkan darah. Kini, sudah terhitung lebih dari 15 kali, dia melakukannya.

“Awalnya, saya terinspirasi oleh driver saya yang dengan rutin melakukan donor darah. Ketika saya tanya alasannya, driver saya itu menyebut bahwa sejak rutin donor, penyakitnya, seperti pegal-pegal dan pusingnya hilang. Dan dia sudah donor lebih dari 50 kali,” kata Sutrisno kepada Barisan.co pada Selasa (14/6/2022).

Pria kelahiran 1969 itu merasakan hal yang sama.

“Sejak saya donor, saya merasa lebih segar dan fit. Saya juga tidak khawatir denagn penyakit gula darah serta stroke karena inti kesehatan manusia adalah dari darah kita,” tuturnya.

Menurutnya, kalau sirkulasi darah kita baik, maka Insya Allah kita akan selalu sehat.

Oleh karenanya, Sutrisno menghimbau masyarakat turut serta untuk rutin melakukan donor darah.

“Saya mengajak semua orang untuk melakukan pola hidup sehat karena hanya orang yang sehat bisa melakukan donor darah. Dan, ingat setetes darah kita sangat penting artinya bagi orang yang membutuhkannya,” ujarnya.

Kisah drivernya, mendorong Sutrisno menjadi pendonor darah rutin. Dan, memang benar, setiap tetes darah begitu penting bagi orang lain.

Pada tahun 2020, Ami menderita anemia parah. Badannya begitu lemas bahkan dia kesulitan untuk bergerak.

Saat itu, dia membutuhkan sekitar 4 kantong darah. Orang-orang seperti Ami tentu amat terbantu dengan donor darah yang diberikan sukarela. Hal yang dilakukan oleh Sutrisno dan drivernya tersebut bisa memberikan kesempatan hidup bagi banyak orang.

Syarat Menjadi Pendonor Darah Rutin

Seperti yang Sutrisno sampaikan di atas syarat menjadi pendonor darah adalah berbadan sehat jasmani dan rohani. Selain itu, mengutip Palang Merah Indonesia, syarat lainnya adalah berusia minimal 17 tahun hingga 65 tahun, berat badan minimal 45 kg, tekanan darah sistole (100-170) dan diastole (70-100), memiliki kadar hemoglobin 12,5 g/dl – 17g/dl, dan interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun).

Meski baik bagi kesehatan, ada beberapa kondisi medis, orang tidak dapat mendonorkan darahnya, seperti;

  • Memiliki penyakit jantung dan paru-paru
  • Penderita kanker
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Penderita diabetes melitus
  • Memiliki kecenderungan pendarahan abnormal atau kelainan darah lainnya,
  • Menderita epilepsi dan sering kejang,
  • Mengidap atau pernah mengidap Hepatitis B atau C,
  • Penderita sifilis,
  • Ketergantungan narkoba,
  • Kecanduan alkohol, dan
  • Mengidap atau berisiko tinggi terhadap HIV/AIDS.

Bagi yang ingin menjadi pendonor darah rutin, selain syarat di atas, calon pendonor dapat mengambil dan menandatangani formulis pendaftaran, kemudian menjalani pemeriksaan lebih dahulu, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, serta dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter. Jika lolos, baru darah dan sample darahnya diambil.

Setiap menitnya, sekitar 5-10 orang di Indonesia memerlukan transfusi darah. Kini juga telah hadir aplikasi Reblood yang menawarkan fitur cek jadwal kegiatan donor darah up-to-date, pantauan tanggal donor darah berikutnya, informasi terkait donor darah dan kesehatan, serta bisa juga membantu program kemanusiaan PMI melalui donasi online. [rif]