Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Lingkungan

Tahun 2050, 73% Orang di Asia Kekurangan Air Bersih

:: Anatasia Wahyudi
20 Juni 2022
dalam Lingkungan
[FOKUS] Merencanakan Kota yang Ramah Air

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Meski, lebih dari setengah populasi global akan hidup di daerah yang kekurangan air pada tahun 2050. Akan tetapi, 73 persen orang yang terkena dampak tinggal di Asia.

BARISAN.CO – Kekeringan adalah salah satu ancaman terbesar bagi pembangun berkelanjutan terutama di negara berkembang, tetapi juga semakin meningkat di negara-negara maju. Diperkirakan, kekeringan dapat memengaruhi lebih dari tiga perempat populasi dunia di tahun 2050.

UN-Water tahun lalu menyebut, tidak ada satu negara pun yang kebal terhadap kekeringan. UNICEF juga menyampaikan, semakin banyak orang yang tinggal di daerah dengan kekurangan air ekstrem termasuk satu dari empat anak pada tahun 2040.

Kekeringan adalah bencana yang kompleks dan terjadi lambat laun dengan efek tidak langsung, namun secara bertahan dan terakumulasi dari waktu ke waktu membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan ditangani.

Memicu kerawanan air dan efek berjenjang lainnya yang meningkatkan kerentanan. Asia Tenggara telah lama mengalami kekeringan parah yang terjadi rata-rata setiap lima tahun. Kekeringan terburuk yang terjadi selama dua dekade terjadi pada 2015 dan 2018.

BACAJUGA

Air Bersih di Indonesia Makin Tercemar, Langka & Tak Merata

Air Bersih di Indonesia Makin Tercemar, Langka & Tak Merata

26 Agustus 2021
Yanto: Awas Krisis Air! Iklim dan Distribusi Hujan Berubah

Yanto: Awas Krisis Air! Iklim dan Distribusi Hujan Berubah

24 Februari 2021

Secara bersamaan memengaruhi lebih dari 70 persen wilayah daratan dengan lebih dari 325 juta jiwa terdampak. Tidak ada negara anggota ASEAN yang terhindar dari dampak buruk termasuk gangguan mata pencaharian dan ketahan pangan serta kebakaran hutan dan kabut asap.

Mengutip UN-ESCAP, kekeringan sangat dipengaruhi oleh berbagai penggerak iklim, khususnya El Nio-Souther Oscilllation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Terlepas dari kerumitannya, yang jelas tren menunjukkan adanya peningkatan risiko kekeringan di seluruh wilayah.

Analisis dari data dan proyeksi iklim pada edisi kedua Ready for the Dry Yeras: Building Resilience to Drought in Southeast Asia, laporam bersama United Nations Economic and Social Commision for Asia and the Pacific (ESCAP) mengungkapkan, peningkatan suhu signifikan antara tahun 1981-2020 diperkirakan akan terus berlanjut. Artinya, tingkat keparahan kekeringan akan meningkat seiring dengan semakin panasnya iklim.

Pandemi Covid-19 dan krisis alam secara bersamaan telah mengganggu kesehatan masyarakat, mata pencaharian, dan rantai pasokan di seluruh wilayah. Dampak keduanya telah menyebabkan tekanan ekonomi yang parah dan melemahkan kemampuan wilayah dalam menghadapi risiko bencana saat ini dan di masa depan.

Meski, lebih dari setengah populasi global akan hidup di daerah yang kekurangan air pada tahun 2050. Akan tetapi, 73 persen orang yang terkena dampak tinggal di Asia.

Sebuah laporan Asia Society Leadership Group bahkan memperingatkan, menurunnya akses ke pasokan air yang aman dan stabil di Asia akan berdampak besar bagi keamanan di seluruh kawasan. Itu bisa meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan ekonomi serta geopolitik.

Beberapa daerah di Indonesia mengalami kekurangan air bersih, seperti yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur. Aktivis lingkungan mengaitkan masalah ini dengan degradasi lingkungan di daerah tangkapan air hutan termasuk oleh perusahaan pertambangan. Sedangkan di kota-kota besar, penyebabnya lebih karena perubahan iklim dan pertumbuhan perkotaan yang tidak diatur.

Dengan demikian, pemerintah dan segenap pemangku kepentingan tampaknya harus memikirkan solusi agar kekeringan dan krisis air tidak menyebabkan perang meletus di masa mendatang. [rif]

Topik: Kekeringan AirKekurangan Air EkstremKrisis Air
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

tanam trumbu karang
Lingkungan

PPI Dunia Tanam Terumbu Karang di Banyuwangi, Upaya Lestarikan Ekosistem Laut

5 Agustus 2022
Coca Cola Diduga Lakukan Greenwashing Melalui Kemasannya
Lingkungan

Coca Cola Diduga Lakukan Greenwashing Melalui Kemasannya

3 Agustus 2022
harga tiket masuk
Lingkungan

Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Rp. 3,75 Juta, Berpotensi Menimbulkan Kegaduhan Baru

2 Agustus 2022
Emisi Karbon AS Menimbulkan Kerugian Negara Lain Sebanyak US$1,9 Triliun
Lingkungan

Emisi Karbon AS Menimbulkan Kerugian Negara Lain Sebanyak US$1,9 Triliun

14 Juli 2022
sampah plastik di laut
Lingkungan

Indonesia Penyumbang Terbanyak Kelima Sampah Plastik di Laut

5 Juli 2022
Anies Baswedan Perubahan Iklim
Lingkungan

Transportasi Sumbang 47 Persen Gas Rumah Kaca, Begini Langkah Anies di Jakarta

5 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
seputar kehamilan

Draft RUU KIA: Cuti Hamil 6 Bulan, Berikut Isi Lengkapnya

Anies Ganti Nama 22 Jalan di DKI dengan Nama Tokoh Betawi, Ini Daftarnya

Anies Ganti Nama 22 Jalan di DKI dengan Nama Tokoh Betawi, Ini Daftarnya

TRANSLATE

TERBARU

koalisi gerindra pkb

Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Gus Imin Orator Luar Bisa

13 Agustus 2022
Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

13 Agustus 2022
Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

13 Agustus 2022
Ekonomi Berbasis Kerakyatan

Menko PMK: Pentingnya Memiliki Sistem Ekonomi Berbasis Kerakyatan

13 Agustus 2022
Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

Rapimnas Partai Gerindra: Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

13 Agustus 2022
pelajar Indonesia di luar negeri

Jenderal Andika Berharap Pelajar Indonesia di Luar Negeri Berperan Penting dalam Pembangunan

13 Agustus 2022
Anugerahkan Tanda Kehormatan

Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan Bagi 127, Sastrawan Ajib Rosidi Salah Satunya

12 Agustus 2022

SOROTAN

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

:: Redaksi
11 Agustus 2022

Penulis: Andi Rukman Nurdin Karumpa * BELAJAR dari filosofi pohon, selayaknya sebagai seorang insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari...

Selengkapnya
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang