“Jika kita memiliki ambisi besar yang sebanding dengan bakat, tidak apa-apa. Tetapi, jika ambisinya jauh melampaui bakat, maka kita akan selalu menderita dan akan selamanya berlabuh di pelabuhan ketidakbahagiaan,”Mehmed Murad Ildan (Penulis)
BARISAN.CO – Orang yang ambisius selalu berusaha mencapai tujuannya. Melalui kerja keras, dedikasi, dan ketekunan cenderung tidak mudah menyerah. Orang ambisius identik selalu berusaha menjadi lebih dan lebih sukses yang sering kali mendorong mereka untuk bekerja lebih keras dan lebih baik.
Meski begitu, orang ambisius juga memiliki kelemahan. Dalam beberapa kasus justru bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika berlebihan, ambisi bisa merusak reputasi, hubungan, dan menyebabkan kegagalan besar.
Contohnya saat seseorang menjadi ambisius, dia akan cenderung menghabiskan banyak waktunya untuk menuju tujuannya. Tak jarang, seseorang yang menjadi pasangannya justru merasa marah dan kesepian karena kurangnya waktu untuk dihabiskan bersama.
Belum lagi, jika dalam perjalanannya, seseorang itu terlibat hal yang buruk demi menggenggam kekuasaan yang diidam-idamkan. Ini tentu bisa begitu merusak kehidupannya sendiri dan orang di sekitarnya.
Tiap orang mungkin memiliki ambisi masing-masing agar tetap lebih termotivasi dan menghindari kehidupan yang monoton yang berakhir pada kebosanan. Namun demikian, ambisi memerlukan keseimbangan agar dapat mencapai impian tanpa harus mengorbankan apa pun jua dalam hidup ini.
10 Tanda Orang Terlalu Ambisius
Untuk mencegahnya, kita perlu mengetahui tanda orang yang terlalu ambisius. Mengutip Mind Body Green, berikut ini 10 tanda dan gejalanya, yaitu:
- Impian muluk-muluk
Pecandu ambisi menyimpan fantasi rinci tentang akhir yang menakjubkan dan bahagia saat memiliki sesuatu untuk diperjuangkan. Dalam akhir bahagia tersebut, kita membayangkan diri ini menikmati kebebasan dari sakit hati dan ketakutan.
- Penghinaan saat ini dan penghormatan di masa depan
Realita hari ini tidak akan pernah sesuai dengan masa depan yang digambarkan oleh mimpi kita. Pecandu ambisi melihatnya sebagai ruang tunggu untuk bertahan.
Melihat ke ujung tombak, memusatkan perhatian pada apa yang akan datang. Ini bisa berarti orang yang terlalu ambisius tidak pernah benar-benar puas dengan kesuksesannya, tidak peduli seberapa hebat dan pantasnya mereka.
- Berfokus pada satu tujuan
Lebih tertarik hasil dari kegiatan atau hubungan yang dijalani ketimbang makna terkandung didalamnya. Contohnya, saat reuni kita biasanya ingin mengetahui kabar dari teman-teman lama. Tetapi, bagi pecandu ambisi, pertemuan itu harus menghasilkan sesuatu untuk mencapai tujuannya, misalnya mendapatkan investor bisnis.
- Terburu-buru
Dalam berbagai pilihan, mereka yang memiliki banyak ambisi lebih cepat bertindak dan marah. Mereka selalu terburu-buru, tidak sabaran, dan sangat sibuk sekali.
- Kecemasan dan panik
Ketika hidup terasa buntu, kebingungan, kelemahan, dan kesalahan membuat mereka menjadi cemas dan panik.
- Depresi
Mereka yang terlalu berambisi selalu menanggapi sesuatu dengan serius dan keras. Saat gagal mendapatkan sesuatu, ini akan memudarkan dan menurunkan semangat mereka. Juga, membuat depresi yang parah.
- Kecemburuan
Pecandu ambisi berani menegaskan tujuannya dan menginginkan orang lain menyembahnya. Namun, ketika seseorang melewati pencapaiannya, mereka diliputi rasa kecemburuan dan merasa terinjak. Memandang itu sebagai penghinaan terhadap mereka.
- Tidak menyukai statis
Efek samping negatif dari sikap ambisius berlebih ialah mereka haus akan pergerakan ke depan. Mereka menghindari orang, tempat, dan situasi yang tampak terlalu tenang. Sebab, itu dianggap sebagai sesuatu yang membosankan.
- Kesulitan bersenang-senang
Orang yang terlalu berambisi sulit untuk bersantai. Waktu dan jadwalnya begitu padat. Mereka sulit menikmati kesenangan sederhana. Bagi mereka itu akan membuang waktu mereka yang berharga demi mencapai tujuan. Intinya, tidak ada waktu bersantai dan bersenang-senang.
- Penuh perhitungan
Demi mewujudkan impian, mereka menggolongkan orang-orang yang bisa membantu mereka untuk mencapai tujuannya. Mereka cenderung memprioritaskan interaksi dengan orang-orang itu. Maka, jika kita bukan dari bagian orang-orang yang mereka perhitungkan, jangan harap akan dihubungi oleh mereka.