Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Ekonomi

Telaah Rencana Investasi LPI ke Sektor Energi Terbarukan

:: Ananta Damarjati
14 Mei 2021
dalam Ekonomi
Telaah Rencana Investasi LPI ke Sektor Energi Terbarukan

Ilustrasi: Shutterstock.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia berencana prioritaskan sektor energi terbarukan (EBT) untuk penanaman modal. Hal itu dilakukan demi mendukung upaya pemerintah yang pasang target penurunan emisi sebesar 29% dengan usaha sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030.

Dewan Pengawas LPI Darwin Cyril Noerhadi membenarkan hal itu. Menurutnya, tren investasi dunia saat ini sudah mengarah pada proyek-proyek berkelanjutan, atau Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Jadi kalau kita lihat market dunia terhadap renewable demikian meningkat pesat. Trennya di dunia itu dari kaca mata investor itu adalah disebut ESG,” katanya dalam sebuah webinar yang dilaksanakan pekan lalu, Sabtu (8/5/2021).

Berdasarkan laporan McKinsey 2019, investasi ESG memang telah mengalami lonjakan drastis, mencapai US$30 triliun atau meningkat 10 kali lipat sejak 2004. Di Amerika Serikat, menurut laporan US Sustainable Responsible and Impact Investing tahun 2018, diperkirakan 26% dari total aset AS telah dikelola menggunakan skema ESG.

BACAJUGA

Dubes Rosan Kawal 3O Investor Amerika ke Jakarta

Dubes Rosan Kawal 3O Investor Amerika ke Jakarta

21 Mei 2023
bumn gagal bayar utang

BUMN Kita Bukan Setor ke Negara Tapi Kuras Uang Negara

2 Mei 2023

Itu senada dengan hasil studi yang dilakukan Schroders tahun 2019. Ada sekitar 57% investor global yang mempertimbangkan faktor keberlanjutan saat memilih produk investasi. Angka tersebut bahkan lebih tinggi di Asia, yakni sekitar 66%.

Pada kecenderungannya, para investor merasa enggan menginvestasikan dana mereka ke perusahaan yang dianggap bermasalah di soal-soal seperti hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, dan tata kelola.

“Ini (ESG Investing) semakin ketat dan semakin tinggi minatnya. Jadi kalau prioritas dari kacamata kita, pada saat kita mencari mitra, mereka akan lihat ada nggak yang renewable. Jadi renewable menjadi daya tarik sendiri,” tukas Darwin Cyril Noerhadi.

Benarkah EBT Prioritas?

Pemerintah punya asa yang besar kepada LPI. Lembaga yang dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2020 itu diharapkan dapat menarik investasi asing hingga Rp281 triliun. Tak tanggung-tanggung, digelontorkan dana sebesar Rp75 triliun sebagai modal awal bagi LPI. Angka itu setara dengan anggaran Kemeterian Kesehatan untuk setahun.

Namun demikian tampaknya pernyataan LPI tentang investasi energi terbarukan boleh dibilang masih menggantang asap. Meski benar bahwa pemanfaatan energi terbarukan menguntungkan dilihat dari sisi manapun, faktanya, EBT belum secara sui generis menjadi prioritas lembaga ini dalam beberapa tahun ke depan.

Paling banyak hal itu tecermin dari pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir, dalam satu kesempatan, yang menyebut bahwa infrastruktur jalan tol, pelabuhan, dan bandara, dengan kolaborasi dengan private sector akan menjadi prioritas LPI. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dalam kesempatan lain juga mengatakan hal yang sama.

Beberapa infrastruktur itu bahkan sudah masuk dalam daftar proyek strategis nasional. Untuk disebutkan di antaranya yaitu tol Jabodetabek sepanjang 101,6 km, Bandara Kediri, Bandara Nabire Baru, Bandara Bali Utara, proyek KA akses Bandara Baru Yogyakarta-Kulon Progo, KA Jakarta-Surabaya, Pelabuhan KEK Maloy, Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Likupang, dan Pelabuhan Patimban.

Tentu investasi infrastruktur perlu dikaji terus menerus. Apalagi, utilitas atau manfaat dari proyek infrastruktur masih menjadi perdebatan. Bandara Kertajati di Jawa Barat, misalnya, sejauh ini tidak menampakkan tanda-tanda menguntungkan jika melihat belum banyak jumlah penumpang yang terbang dari sana.

Belum dihitung pula soalan Covid-19 yang sampai sekarang masih terjadi. Cukup sulit mengatakan bahwa permintaan atau daya beli masyarakat baik-baik saja dalam setahun pandemi ini. Dengan demikian, utilitas proyek infrastruktur pasti juga rendah.

Maka pertanyaan besarnya adalah, bisakah pemerintah memfokuskan arah investasinya ke sektor yang bukan hanya mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi, tetapi juga berkontribusi untuk menciptakan model produksi yang lebih kondusif bagi kemanusiaan dan lingkungan sekitarnya?

Keuntungan Menggenjot EBT

Pandemi telah membuka peluang unik bagi pemerintah seluruh dunia untuk memulihkan ekonominya dengan perilaku yang lebih berkelanjutan. Sebuah lembaga think-tank berbasis Amerika Serikat, IEA, bahkan menyebut, “Energi terbarukan lebih tangguh terhadap krisis Covid,” kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA.

“Tetapi energi terbarukan tidak resillient menghadapi ketidakpastian kebijakan,” lanjutnya.

Maka benarlah bahwa EBT memerlukan kebijakan yang konsisten. Seiring dalam ucapan dan tindakan. Yang utama adalah pemerintah harus konsisten dan berkomitmen terhadap perencanaan proyek energi bersih. Dengan demikian, kehadiran Lembaga Pengelola Investasi mampu menguatkan keyakinan investor akan masa depan proyek energi bersih di Indonesia.

Potensi EBT cukup besar. Untuk potensi tenaga sinar matahari saja, menurut ESDM, terdapat sekitar 207,8 Giga Watt yang perlu dioptimalkan. Hal itu didukung faktor geografis Indonesia yang terletak di garis ekuator sehingga sinar matahari cenderung konstan.

Dalam hal itu, maka pemangku kepentingan perlu mendorong pengembangan energi surya yang lebih masif dan agresif. Pemanfaatan EBT tidak bisa jika disandarkan pada satu lembaga pembiayaan seperti LPI. Ia harus didukung komitmen kuat pemerintah.

Sudah lebih dari sekali ‘komitmen’ disebut di sini. Karena memang terkait pengembangan EBT, hal itulah yang selama ini belum terdengar konklusif. Padahal di satu sisi, Indonesia sudah kehabisan waktu untuk segera memenuhi janjinya tentang penurunan emisi.

Maka sekaranglah saat yang tepat untuk benar-benar memprioritaskan energi terbarukan dalam agenda investasi Indonesia. Jadikan pandemi Covid-19 sebagai momentum mendesain energi terbarukan sebagai moral ekonomi baru untuk meningkatkan ketahanan energi, serta menyudahi praktik ekonomi kotor yang tidak ramah lingkungan. []

Topik: Energi Baru Terbarukan (EBT)Energi SuryaErick ThohirESG InvestingLembaga Pengelola Investasi (LPI)
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

LRT Bali
Ekonomi

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam
Ekonomi

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Bankir: Ekonomi Syariah Bersifat Universal dan Lahir untuk Semua Umat
Ekonomi

Bankir: Ekonomi Syariah Bersifat Universal dan Lahir untuk Semua Umat

2 Juni 2023
Upaya Optimalisasi Penyaluran Kredit UMKM, Perbankan Mendominasi Pendanaan PNM
Ekonomi

Upaya Optimalisasi Penyaluran Kredit UMKM, Perbankan Mendominasi Pendanaan PNM

29 Mei 2023
Pengamat Transportasi Sebut Subsidi Kendaraan Listrik Untungkan Produsen
Ekonomi

Pengamat Transportasi Sebut Subsidi Kendaraan Listrik Untungkan Produsen

29 Mei 2023
Jatim Raih Juara Umum dalam Anugerah Adinata Syariah 2023
Ekonomi

Jatim Raih Juara Umum dalam Anugerah Adinata Syariah 2023

28 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Laporan IPPPR: Covid-19 Jadi Bencana Karena Pemimpin Dunia Abai Saran Ilmiah

Laporan IPPPR: Covid-19 Jadi Bencana Karena Pemimpin Dunia Abai Saran Ilmiah

Selandia Baru Rencanakan Sejumlah Program Setelah Sukses Kendalikan Pandemi

Selandia Baru Rencanakan Sejumlah Program Setelah Sukses Kendalikan Pandemi

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang